GOPOS.ID, GORONTALO – Seminar nasional Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), yang menghadirkan pembicara Rocky Gerung, diwarnai insiden. Di penghujung acara, para wartawan terlibat saling dorong dengan panitia. Itu terjadi setelah panitia tidak memberikan ruang bagi kalangan wartawan untuk mewancarai Rocky Gerung.
Pantauan gopos.id, awalnya seminar berlangung penuh antuasias. Rocky Gerung dengan gaya bicaranya yang khas mampu membakar spirit para mahasiswa untuk bersikap kritis.
Di penghujung acara, setelah Rocky Gerung memberi materi, moderator mempersilakan awak media massa mewancarai pendiri Institut Setara itu. Kesempatan itu dimanfaatkan para wartawan, media siber, media elektronik maupun media cetak. Para wartawan yang tadinya berada di bagian belakang gedung indoor UNG bergerak ke depan untuk menemui Rocky Gerung.
Baca juga: Besok, UNG Punya Rektor Baru
Akan tetapi saat para awak media sudah siap melakukan wawancara, salah seorang oknum anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) justru memblokade. Oknum tersebut melakukan pagar betis, sehingga
Sebagian wartawan, terutama media elektronik kesulitan mengambil gambar dan wawancara terhadap Rocky Gerung.
Beberapa saat kemudian, masih di lokasi yang asama, para wartawan mewancarai Bupati Gorontalo Utara, Thoriq Modanggu. Saat itu Thoriq ikut hadir dalam seminar. Menjelang wawancara, wartawan meminta panitia agar mengurangi suara sound system sejenak. Akan tetapi beberapa kali diberi isyarat, sound system tak kunjung dikecilkan. Bahkan oknum panitia terus berbicara lewat pelantang suara.
Hal itu membuat Thoriq Modanggu menghentikan sesi wawancara dan kemudian beranjak pergi. Ia pun enggan lagi diwawancarai lantaran merasa terngganggu dari suara sound system.
Kalangan awak media menyampaikan protes ke panitia karena diberikan tak diberikan ruang wawancara. Sebaliknya, Panitia menyampaikan bila mereka terhambat waktu sehingga harus cepat berkordinasi dengan peserta. Sebab peserta yang saat itu sudah memesan tiket namun belum juga dibagikan konsumsi.
Kondisi itu akhirnya memicu perdebatan antara para jurnalis dan panitia pelaksana. Dua belah pihak cekcok yang pada gilirannya terjadi insiden saling dorong.
Selang beberapa saat, Ketua Panitia, Aldy Ibura saat bertatap muka sejumlah wartawan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Menurut dia kejadian itu tidak terduga itu hanya miskomunikasi.
“Ini hanya mis komunikasi saja antara wartawan dan panitia,” kata Aldy.(muhajir/isno/gopos)