GOPOS.ID, GORONTALO – Dimulainya tahun ajaran 2020-2021 di Kota Gorontalo diawali dengan pengenalan lingkungan sekolah secara online kepada para siswanya, Selasa (13/7/2020).
Berdasarkan pantauan Gopos.id, lingkungan sekolah masih sepi. Terlihat aktivitas para guru yang mulai bekerja, dana beberapa siswa yang mengurus pendaftaran kembali. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya kerumunan di sekolah, hingga penegakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah itu sendiri.
Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Prasetya Gorontalo, Wahyudin Humonggio mengatakan bahwa pembelajaran dilakukan secara daring. Yaitu guru yang menyampaikan materi dari sekolah dan siswa menerimanya di rumah secara online.
Model pembelajaran ini, dibagi dalam 3 sesi dengan kurun waktu sampai pukul 12.00 wita. Media yang sering digunakan adalah Facebook dari humas sekolah untuk menyampaikan materi, dan media sosial seperti WhatsApp untuk pengumpulan tugas, absen dan keperluan lainnya.
“Jadi mereka bisa lihat. Bisa juga mereka tunda untuk menonton materi, kalau memang mereka lagi sibuk. Yang penting memang terhubung secara online,” ungkapnya kepada Gopos.id.
Selain itu, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Gorontalo melakukan hal yang sama.
Kagiatan belajar mengajar belum dimulai, karena pihak sekolah masih mengadakan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Menkes Ganti Istilah ODP, PDP dan OTG Corona
PLS yang diikuti oleh 332 siswa di SMP 6 Gorontalo ini dilakukan selama tiga hari dan dibagi menjadi enam kelompok. Agar siswa yang telah selesai di kelompok pertama, bisa langsung lanjut ke kelompok berikutnya, sehingga semua materi bisa diikuti.
“Gurunya di sekolah, 332 siswanya menyaksikan dari rumah,” jelas Kepala Sekolah, Sumerti Abdul Madjid.
Terlihat, beberapa siswa data mengunjungi sekolah lengkap dengan seragam sekolah. Para siswa ini adalah, siswa kelas 8 dan 9 yang datang dengan keperluan untuk mendaftarkan kembali nama, karena sudah naik kelas. Proses pelayananya juga diperketat dengan protokol kesehatan.
“Siswa kelas 7, 8 dan 9 datang untuk kembali mendaftarkan diri. Siswa kelas 7 belum memakai seragam. Kami membatasi setiap sesinya, jika telah selesai langsung dipulangkan,” tegas Sumerti.
Sekolah-sekolah terus mengoptimalkan sistem siswa yang belajar dari rumah. Sehingga, bimbingan teknis maupun pelatihan kepada para guru, terus dilakukan agar mengerti dengan mekanisme sekolah yang baru ini. (Aldy/gopos)