GOPOS.ID, GORONTALO – Sikap Bupati Boalemo Darwis Moridu yang tak mampu menahan emosinya di depan warganya, dianggap tidak mencerminkan sosok arif seorang pemimpin.
Pemimpin harusnya menjaga kondusifitas serta kewibawaannya dihadapan umum.
Menurut mantan Wabup Boalemo Lahmudin Hambali, sikap tersebut justru menjatuhkan citra pemerintah.
Menanggapi itu, Jumat (1/2/2019), Lahmudin membeberkan duduk persoalan, kenapa sampai agenda pemberian bantuan di Desa Mohungo molor dari jadwal.
Namun sebelum itu, Lahmudin sempat meminta maaf, atas ketidaktahuan akan padatnya agenda Gubernur Rusli Habibie di hari yang sama.
Diceritakan Lahmudin, rombongan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie sebelum bertolak ke Desa Mohungo sempat singgah di Desa Saritani juga dalam agenda penyerahan bantuan.
Nah, ada informasi kalau Bupati Boalemo akan datang ke Desa Saritani. Lama menunggu, Bupati tak kunjung datang. Sinyal telepon pun sangat sulit di desa tersebut.
Baca juga : Sabtu Besok, Mama Dedeh Dakwah di Gorontalo
Hingga akhirnya, usai salat Dzuhur, sekitar pukul 14.30 Wita, Gubernur memutuskan untuk menuju Mohungo. Perjalanan yang cukup jauh ditambah dengan medan yang sulit membuat rombongan tiba sore harinya.
“Saya sudah minta maaf juga ke pak Gubernur, kami juga tidak mengira padatnya agenda Gubernur. Kami juga sudah minta maaf ke masyarakat. Saya yang menginsiatif kegiatan itu, dan semata-mata kesalahan ini adalah kesalahan saya,” ujar Lahmudin, yang juga warga Mohungo, salah satu korban banjir.
Soal sikap marah-marah Bupati Darwis Moridu atau yang lebih dikenal Darem, Lahmudin meminta agar bupatinya itu lebih arif dalam bertutur bahasa.
“Saya juga pernah jadi wakil Bupati. Kalau ada kekesalan kita tidak tunjukkan ke masyarakat. Misalnya kesal ke bawahan. Nah bawahan kita ajak, diberi arahan ke mereka. Tidak harus mencak-mencak seperti itu,” kata mantan Wabup Boalemo itu.
“Saya menyarankan, kepada pak Bupati, apabila ada masalah di luar, mohon jangan dibawa ke pemerintahan. Apalagi masyarakat sudah tahu,” timpalnya.
Lahmudin pun menuturkan, sikap Bupati itu berpengaruh sekali pada wibawa pemerintah. Sebab saat ini hal itu sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat hingga kalangan bawah. Kesannya, pemerintah Boalemo tidak menghargai pemerintah provinsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.
Baca juga : Tekan Penyebaran DBD, Kadis Kesehatan Provinsi Gorontalo Pimpin PSN di Dungaliyo
“Situasi ini sangat berpengaruh terhadap tatanan pemerintahan di Boalemo. Itu karena sikap Bupatinya. Dari caranya berbicara, caranya mendikte pegawai-pegawai dari provinsi. Itu menunjukan sikap yang tidak elok. Saya menyarankan, pak bupati lebih arif melihat situasi di daerah. Baik di provinsi maupun di Boalemo,” timpanya lagi.
Sementara itu, sejak video Bupati Boalemo yang mencak-mencak di acara pemberian bantuan viral, mengundang berbagai tanggapan. Sampai-sampai, tokoh masyarakat hingga tokoh adat angkat bicara. (ndi/tim)