GOPOS.ID, GORONTALO – Nama AY alias Rinto dalam dunia investasi Foreign Exchange (Forex) atau perdagangan mata uang di Gorontalo ternyata sudah cukup familiar. Bahkan di kalangan para trader, oknum Polisi berpangkat Aipda dan bertugas di Polsek Paguat, itu cukup dikenal. Rinto diketahui sudah cukup lama bergelut di dunia investasi Forex.
Selain bermain di investasi Forex, Rinto juga diketahui ikut bermain dalam perdagangan valuta asing (valas). Seperti Euro, Dollar Amerika, serta beberapa mata uang dunia lainnya.
“Bagi trader yang sudah lama pasti sudah cukup akrab dengan namanya. Orangnya sudah cukup dikenal di kalangan trader Forex,” ujar sumber gopos.id.
Sumber gopos yang juga seorang trader itu mengungkapkan, nama Rinto mulai familiar di kalangan trader saat awal-awal trading atau investasi Forex mulai naik daun di Gorontalo. Kisarannya antara tahun 2019-2020. Atau ketika situasi awal pandemi Covid-19. Saat itu tidak ada masalah dengan trading Forex yang dikelola oleh Rinto.
“Kalau yang untuk titip-titip dana baru mencuat sekitar satu tahun belakangan ini,” ungkap sumber gopos.id.
Dalam menjalankan investansi online FX Family, Rinto tak pernah membatasi jumlah orang atau admin, sub admin, maupun member. Rinto selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin join atau bergabung.
“Rinto itu orangnya amanah. Hanya saja kemungkinan ada adminnya yang bisa dipercaya atau tidak,” kata sumber gopos.id.
Lebih lanjut sang sumber mengungkapkan bila target investasi FX Family yang dikelola Rinto terbilang cukup tinggi. Kabarnya dana investasi online dipatok mencapai ratusan miliar Rupiah. Dengan dana itu target profit yang harus dicapai makin tinggi, yang kemudian yang disebar atau di-breakdown ke kabupaten/kota di Gorontalo.
“Ada daerah yang ditarget Rp15 miliar hingga Rp35 miliar. Ini luar biasa targetnya,” kata sumber gopos yang mengenal dunia trading sejak 2010.
Terkait dengan trading forex, sumber gopos.id, mengungkapkan banyak masyarakat yang tertarik saat mendengar keuntungan besar. Padahal dalam dunia trading, keuntungan besar berbarengan dengan risiko besar pula. Oleh karena itu masyarakat pada umumnya jika ingin bermain hal yang sama harus jeli dengan hal ini bagaimana soal perubahannya, orang-orangnya dan tentunya jangan menggunakan dana pinjaman.
“Demi memperbaiki ekonomi memang sangat menjanjikan, namun risikonya sangat besar. Apalagi ada yang sampai menggadaikan sertifikat tanah demi investasi yang tidak jelas,” tandasnya.(Putra/gopos)