GOPOS.ID, GORONTALO – Renovasi pasar sentral Kota Gorontalo, dipersiapkan matang. Setelah membahas mengenai mekanisme pasar, Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo kembali membahas Lalulintas di areal pasar tersebut.
Dalam persiapan ini, Pemkot Gorontalo mengundang Polres Gorontalo Kota khususnya Sat Lantas, dan beberapa instansi terkait. Tujuannya untuk menganalisis dampak lalulintas terhadap pembangunan pasar sentral baik pada tahap prakonstruksi maupun pada saat operasional. Hal ini dilakukan karena pasar ini terletak di tengah kota yang arus lalu lintasnya sangat padat.
Walikota Gorontalo, Marten Taha, mengungkapkan bahwa sebelum dilakukan rekayasa lalu lintas, pada saat pasar akan dibongkar dan kembali dibangun, harus ditahu persis seperti apa nanti dampak lalu lintas yang terjadi.
Saat pembangunan pasti kawasan tersebut menjadi kawasan yang padat dan semrawut arus lalu lintasnya. Karena sebagian jalan ditu digunakan untuk relokasi para pedagang terutama untuk sebagian Jalan Pattimura dan sebagian Jalan samratulangi.
“Otomatis kendaraan roda dua, roda tiga, maupun roda empat, itu tidak bisa lagi masuk ke dalam kawasan itu. Apa lagi ada kesibukan pembangunan Pasar sehingga ada beberapa ruas jalan yang ditutup oleh kontraktor, karena arus barang masuk dan keluar, pasti memerlukan kendaraan juga,” ungkap Marten.
Sehingganya akan terjadi penutupan pada jam-jam tertentu. Penutupan jalan dan orang datang ke pasar, cukup jalan kaki dari tempat tertentu hingga parkirnya akan diadakan tidak jauh dari lokasi pasar tersebut.
“Mungkin di ruas-ruas jalan sebagian jln. Ratulangi dan sebagian jln. Budi Utomo. kemudian setelah pasar ini sudah operasional juga, akan lebih leluasa. Karena nanti ada penataan Jalan, pedestrian, dan pasar, itu sendiri sudah tertata dengan baik, cuma memang kita belum dapat DED secara lebih utuh tentang pasar ini, apakah lahan parkir yang disiapkan ini menggunakan Baseman atau nanti menggunakan lahan parkir yang berlantai,” jelasnya.
Hingga kini, Pemkot Gorontalo masih menunggu DED secara lebih utuh. Namun, dioptimalkan agar pada Bulan Maret 2020, pasar ini telah rampung.
“Setelah pasar itu beroperasi akan lebih lancar, lebih mudah dan parkir tidak mengganggu lalu lintas yang ada di 4 ruas jalan. Tinggal kita rekayasa lalu lintas di jalan mana yang akan ditutup, satu arus dan di jalan mana, dari arus utara ke selatan maupun dari arus timur ke barat atau dari sebaliknya.
Paling lambat, Bulan Maret harus sudah rampung karena kita sekarang juga sedang mempersiapkan lapak-lapak untuk relokasi para pedagang,” tutupnya.
Dampak lalu lintas yang sementara dipikirkan dan juga DED pasar juga sudah hampir selesai dan rampung. Sehingga konstruksi sudah bisa dimulai pada bulan April. Karena pada bulan Maret Pemkot Gorontalo akan melakukan relokasi kepada para pedagang. (Aldy/gopos)