GOPOS.ID, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota Kotamobagu makin serius dorong SDM unggul lewat program 100 Doktor. Tak main-main, program ini dirancang bareng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Muhammadiyah Manado (UMMA), hingga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Bertempat di Aula Rumah Dinas Wali Kota, sosialisasi Program Magister dan Doktoral yang digelar belum lama ini disambut antusias. Hadir seluruh jajaran pejabat Pemkot, camat, lurah, sangadi, dosen, hingga masyarakat umum.
Asisten III Pemkot Kotamobagu, Moh. Agung Adati, menyebut program ini bagian dari visi jangka panjang Kota Kotamobagu berbasis inovasi, riset, dan budaya lokal.
“Program 100 Doktor ini adalah andalan Wali Kota dr. Wenny Gaib dan Wakil Wali Kota Rendy Mangkat. Terbuka untuk ASN, guru, dosen, hingga masyarakat umum,” kata Agung.
Yang menarik, program ini tak bergantung sepenuhnya ke APBD. Skema pendanaannya kolaboratif, melibatkan UMM, BRIN, LPDP, Dikti, bahkan CSR dari BUMN dan sektor swasta.
Syarif Rakhmat Mokoginta dari Tim Pengkaji Kebijakan Daerah (TPKD) menegaskan, Pemkot juga akan menyediakan klinik beasiswa, pelatihan academic writing, dan pendampingan riset berbasis kebutuhan daerah.
Sinergi juga mulai dibangun dengan BRIN. Siti Hadija Junaidi dari TPKD menyebut, per 9 Juli 2025 lalu, tim Pemkot telah berdiskusi langsung dengan peneliti BRIN Dr. Herie Saksono untuk membahas hibah riset berbasis lokal.
“Langkah lanjutnya, MoU dengan UMM, workshop riset, dan penguatan jaringan beasiswa akan segera digelar,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri tokoh-tokoh pendidikan Muhammadiyah dari Sulut dan Kotamobagu, termasuk Prof. Dr. Oman Sukmana dari UMM yang juga menjadi narasumber utama.
Program 100 Doktor tak hanya mendorong SDM unggul, tapi juga memperkuat fondasi pembangunan berbasis teknologi dan budaya lokal. Target utamanya: generasi cerdas dan berdaya saing global dari tanah Totabuan. (**)