GOPOS.ID, GORONTALO – Wisata alam dengan konsep taman satwa hadir di Provinsi Gorontalo. Rumah Alam Dunggala, Gorontalo. Wisata yang menghadirkan beberapa satwa sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi tersebut.
Rumah Alam Dunggala terletak di Dusun 3, Desa Dunggala, Kecamatan Tapa, Bone Bolango. Jaraknya kurang lebih 10 kilometer dari pusat Kota Gorontalo. Perjalanan menuju Desa Dunggala bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Menyusuri jalan aspal yang sudah representatif.
Memasuki kawasan Rumah Alam Dunggala, pengunjung akan disambut dengan suasana pedesaan yang asri, pepohononan yang menghijau, serta suara gemericik aliran sungai yang tentu menghasilkan udara yang segar nan jauh dari polusi.
Pengunjung yang datang ke Rumah Alam Dunggala, Gorontalo, cukup membayar biaya registrasi masuk sebesar Rp15.000. Biaya registrasi sudah termasuk soft drink baik teh maupun kopi. Di sekitar Rumah Alam Dunggala terdapat sebuah villa dengan ragam fasilitas yang dapat digunakan baik untuk keluarga, ataupun kegiatan pertemuan dengan kapasitas maksimal 30 orang. Biaya sewa villa sangat terjangka yakni Rp1,75 juta untuk weekday (hari kerja), dan Rp2 juta pada weekend (akhir pekan).
Di lokasi Rumah Alam Dunggala juga tersedia fasilitas umum seperti toilet, mushola dan beberapa booth minuman dan makanan yang disediakan masyarakat sekitar untuk menjual beberapa jenis makanan dan minuman
Di Rumah Alam Dunggala ini terdapat beberapa satwa yang tergolong dalam appendix 2 di antaranya, ular, buaya, kucing bengal, iguana, faranus, kadal, kura-kura hingga kelinci. Soal keamanan dan kenyamanan pengunjung tidak diijinkan untuk kontak langsung dengan satwa tersebut walaaupun sudah tergolong jinak. Jika ada pengungjung yang ingin kontak atau bersentuhan langsung akan didampingi oleh pendamping dari pengelola wisata tersebut. Selain itu, pengunjung juga tidak diperkenankan untuk membawa minuman keras serta senjata tajam dan senjata api di lokasi wisata tersebut.
Pemilik Rumah Alam Dunggala, Romy Pakaya, saat diwawancarai sejumlah awak media, Kamis (11/1/2024) mengungkapkan, tempat wisata itu hadir berawal dari hobbynya yang suka mengoleksi sejumlah satwa. Ia pun bersama beberapa rekan dengan hobby yang sama mendirikan sebuah komunitas pada tahun 2016 yang diberi nama Gorontalo Peduli Satwa (GPS).
Romy bersama Komunitas GPS pun sering mengadakan pertemuan bersama beberapa satwa peliharaan di sejumlah tempat seperti Taruna Remaja, Centerpoint, Taman Kota, dan bahkan sering diundang ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi para siswa akan pentingnya melestarikan alam dan satwa.
“Seiring berjalannya waktu kita dilirik oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gorontalo untuk diberikan pemahaman serta turut mensosialisasikan satwa atau hewan yang bisa dipelihara. Selain itu kita juga didorong mencari lahan untuk dibuat taman satwa. Kedepan insya allah wisata ini akan berkembang menjadi taman satwa. Disisi lain juga sebenarnya kami sangat menyayangkan tidak ada Pemerintah yang melirik kami sebagai peluang wisata,”ungkap Romy.
Romy bersama beberapa rekannya pun mulai mencari lahan dan berhasil mendapatkan lahan untuk dikontrak dengan luas kurang lebih 1.200 meter persegi di Desa Dunggala tersebut. 26 Desember 2023 pun wisata Rumah Alam Dunggala mulai dibuka dan beroperasi.
“Alhamdulillah sejak wisata ini hadir, respon dari pengunjung sangat positif. Market kita pun lebih ke anak-anak sebagai bahan edukasi untuk diperkenalkan beberapa karakter hewan. Selain itu, dengan hadirnya wisata ini kita berharap kepada masyarakat agar tidak takut lagi serta tidak menyakitinya,”jelas Romy.
Dirinya pun memastikan seluruh satwa yang berada dilokasi wisata tersebut safety dan sehat. Sebab pihak pengelola wisata telah bekerja sama dengan dokter hewan di Gorontalo untuk memastikan kesehatan dari satwa tersebut.
Ia pun berkomitmen untuk terus mengembangkan wisata tersebut dengan menambah beberapa fasilitas dan wahana yang baru agar wisata tersebut menjadi alternatif di Kabupaten Bone Bolango dan umumnya di Provinsi Gorontalo bahkan diluar daerah. (Indra/gopos)