[opini pribadi saya – Andi Aulia Arifuddin]
Katakanlah Sulawesi Selatan. Dari satu kasus, sekarang sudah menjadi 27 orang. Bahkan dalam satu hari saja, tercatat 14 kasus positif terjadi disana.
SEJAK pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, adanya dua warga negara Indonesia positif virus corona (Covid-19), maka disaat itulah saya berfikir bahwa jumlah pasien Covid-19 akan bertambah setiap harinya. Entalah sampai kapan mata rantai penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini akan berakhir untuk Indonesia.
Setidaknya sejak diumumkan pertama kali, hingga hari ke-25, sedikitnya total 892 pasien yang dinyatakan positif. 78 pasien yang meninggal dan 35 pasien dinyatakan sembuh yang tersebar di 27 Provinsi di Indoensia.
Saya tidak akan berbicara banyak soal kasus yang terjadi di Indonesia. Menurut saya, setiap harinya lonjakan kasus ini akan terus bertambah. Dari jumlah 893 pasien positif ini, kita tidak tahu berapa banyak pasien dalam pengawasan (PDP) yang menanti hasil laboratorium mereka, atau orang dengan pemantauan (ODP) yang berpotensi menjadi PDP hingga ditetapkan positif.
Yang jelas jumlah mereka ratusan ribu. Sebab melihat penyebaran virus ini sangat cepat. Bahkan orang dalam kondisi yang terlihat sehat pun dinyatakan positif. Sudah banyak kasus terjadi. Langkah kita, yah mencegah. Menghindari tempat-tempat ramai, mengurangi interaksi sosial, bahkan memperbanyak aktivitas cuci tangan, hingga mandi ketika pulang dari berpergian. Karena resiko itu kita tidak tahu akan seperti apa jadinya. Kembali ke jumlah daerah yang terjangkit Covid-19.
Baca juga:Â Update Covid-19 26 Maret: Pasien Bertambah, Kini Sudah 893 Kasus Positif, Tersebar di 27 Provinsi
Sudah 27 provinsi di Indoensia terjangkit. Alhmdulillah di Gorontalo masih belum. Ya, karena memang keterbatasan alat yang dimiliki untuk mengecek hasil laboratorium PDP. Tetapi kita berdoa saja, agar Gorontalo benar-benar bisa aman dari pasien positif Covid-19. Setidaknya sampai beberapa hari kedepan.
Berbagai upaya pencegahan sudah dilakukan pemerintah provinsi, hingga turun ke kabupaten/kota. Namun langkah antisipasi itu, masih belum menjamin Gorontalo bebas dari Covid-19. Lalu apakah Gorontalo harus lockdown, untuk mencegah penyebaran virus ini? Pertanyaan yang masih menyelimuti pandangan pemikiran saya. Kalau Gorontalo Lockdown hari ini. Lantas apa pengaruhnya terhadap daerah? Ekonomi? Stabilitas daerah? Atau? Ya. Pertanyaan ini saya belum bisa jawab. Rekan bicara saya pun masih bingung dengan kondisi yang terjadi jika Gorontalo hari ini lockdown.
Oke! Hari ini kita tidak lockdown karena daerah kita masih aman dari Covid-19. Artinya semua bisa berjalan normal sebagaimana biasanya. Meski ada pembatasan-pembatasan yang sudah dilakukan pemerintah, Polri dan TNI.
Tapi ingat, aktivitas keluar masuknya masyarakat Gorontalo dari dan ke Gorontalo itu masih tinggi. Jalur-jalur kedatangan ke Gorontalo tidak ditutup. Warga Gorontalo yang baru pulang dari luar daerah, baik terjangkit maupun tidak mereka masih bisa leluasa kembali ke Gorontalo. Meski mereka tercatat sebagai ODP. Mereka tidak diisolasi atau dikarantina di suatu tempat selama 14 hari untuk memastikan kondisi mereka sehat-sehat saja. Mereka beraktifitas sebagaimana biasa, berinteraksi dengan keluarga mereka, bercengkrama dengan kerabat-kerabat mereka.
Fix, hari ini belum ada kasus positif di Gorontalo. Kemudian pertanyaan saya berikutnya muncul. Bagaimana ketika ada satu pasien atau orang diantara mereka dinyatakan positif Covid-19? Pasti kondisi Gorontalo akan sama seperti yang terjadi di Indonesia. Jumlahnya bukan dapat ditekan. Malah setiap harinya bertambah. Di Provinsi lain seperti itu.
Katakanlah Sulawesi Selatan. Dari satu kasus, sekarang sudah menjadi 27 orang. Bahkan dalam satu hari saja, tercatat 14 kasus positif terjadi disana. Sulawesi Utara, tetangga kita langsung, yang hanya beberapa kilometer dari Gorontalo. Sudah ada dua kasus. Dan hari ini juga, Sulawesi Tengah sudah ada satu kasus. Artinya tidak perlu menunggu ada kasus dulu baru kita bergerak.
Baca juga:Â Stok Bahan Pokok di Gorontalo Aman Hingga Ramadan
Percuma hari ini kita bergerak, capek-capek semprot sana sini. Cuci tangan hingga tangan kita terkelupas. Tetapi kita membiarkan masih banyak orang yang masuk ke Gorontalo tanpa pengawasan yang ketat. Mereka tidak ditempatkan di tempat tersendiri. Dilihat kondisinya setiap hari. Tiba-tiba dia sakit, dan ternyata dia positif. Bagaimana kondisi rekan bicaranya sebelumnya? Bagaimana kondisi keluarganya? Pasti mereka masuk dalam ODP. Yang harus dipantau ketat.
Okelah, hari ini Gorontalo tidak lockdown. Tetapi saya bisa memberi saran kepada pemerintah. Mulai hari ini, ayo berfikir untuk menerima masyarakat yang masuk ke Gorontalo. Mereka yang datang dari Bandara, dari pelabuhan penyebrangan, dari jalur-jalur perbatasan.
Karantina mereka agar benar-benar bebas dari virus ini. Virus yang sangat cepat mewabah di satu tempat. Jangan sampai kita kelabakan ketika sudah ada kasus positif di daerah ini. Mumpung Gorontalo belum ada kasusnya lho. Kita selalu gagap ketika terjadi sesuatu yang baru di daerah ini. Jangan sampai terlambat. Bagi kalian-kalian yang kakinya gatal sering keluar daerah, kemudian balik lagi ke Gorontalo.
Tolonglah. Selama beberapa pekan ke depan bantu pemerintah. Bantu pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kalau tak mau mendengar instuksi pemerintah. Yah sudah berlama-lama lah kalian di daerah itu. Jangan balik dulu, sampai negara ini benar-benar bebas dari Covid-19. Bawa rasa nyaman dan aman bagi masyarakat Gorontalo yang saat ini masih menikmati euforia Covid yang belum masuk disini. Jangan buat kami stress. Hingga tidur pun tak bisa.
Baca juga: [Kamis, 26 Maret] Update Kasus Covid-19 di Gorontalo: PDP Bertambah 3 Orang
Ketika kita bisa mempertahankan status Gorontalo bebas corona hingga pendemi sudah tak lagi berstatus siaga darurat bencana non alam. Maka kita bisa bernafas legah. Gorontalo benar-benar siap menjalankan protokol penanganan covid-19 yang digaungkan pemerintah RI.(*)
Lockdown seharusnya dilakukan manakala wilayah tetangga kita sdh mulai ada yang terjangkit (sulut, sulteng), karna sepertinya tidak ada yg bisa mengelak dari virus ini dimanapun, utk bisa menjaga warganya beranilah utk bertindak karna daerah/negara dimanapun baru bertindak selalu menunggu warganya menjadi korban, mulailah berhitung & berani ambil keputusan.
Seharusnya LOCKDOWN sebelum terlambat. Alhamdulillah Gorontalo masih aman. Tetapi melihat perkembangan pasien terlular virus ini setiap hari bertambah sementara perbadingan yang sembuh dan meninggal tidak berimbang. Kita jangan terlena dgn belum adanya virus ini di Gorontalo. Tidak perlu panik namun tindakan preventif itu perlu dipertimbangkan. Insyaa Allah kita dijauhkan dari virus ini. Aamiin.