Memulai dengan konsep gerobak, Kiki Rahman, menawarkan sajian kopi yang unik. Kopi dalam kemasan botol dengan cita rasa yang khas. Kini kopi dengan label “Kopi Mama” itu digandrungi kalangan kaum millenial Gorontalo
Indra Saud, Kabila Bone
Sajian kopi kini tak hanya dinikmati oleh kalan tertentu saja. Minuman yang diracik dari biji kopi yang disangrai itu turut dinikmati oleh berbagai kalangan. Tak terkecuali kalangan generasi yang saat ini makin familiar dengan aneka menu kopi.
Fenomena makin digandrunginya minuman kopi mendorong Kiki Rahman untuk menekuni usaha minuman kopi. Perempuan kelahiran 1994 ini memulai usahanya pada 2017 dengan Gerobak Sapae Kopi. Cita rasa yang unik membuat usaha yang dilakoni Kiki Rahman terus berkembang.
Bahkan Kiki, mejadi salah satu penerima penghargaan Pemakb Bone Bolango dalam kategori UMKM Milenial. Penghargaan ini diberikan atas prestasi dan dedikasinya pada sektor usaha mikro dan menengah dengan menghadirkan “Kopi Mama” minuman siap saji yang memiliki cita rasa yang khas dalam kemasan botol.
“Kopi Mama ini memiliki cita rasa yang berbeda dengan Kopi pada umumnya karena mengusung rasa local yang dikemas secara modern,” ujar Kiki.
Sebelum Kopi Mama, Kiki menjual Sapae Kopi dengan bahan utamanya Kopi Pinogu. Sapae adalah Bahasa Gorontalo yang artinya ampas kopi.
“Ini berhubungan dengan latar belakang budaya orang Gorontalo,” kata Kiki.
Kiki menambahkan awal mula terjun di usaha ini pada Mei 2017. Diawali dengan membuat warung kopi yang mengusung tema Kopi Tradisional.
“Jadi ada kopi ampas, dilengkapi dengan cemilan lokal seperti bilibidu, bagea, halua. Sapae kopi diproduksi sendiri,” ungkap Kiki.
Untuk membuat Kopi Sapae, Kiki menggunakan campuran bahan lain sehingga memberikan cita rasa dan aroma yang khas.
“Itu yang saya jual di warkop,” ujar Kiki.
Dengan melihat perkembangan kopi maka dirinya mulai berinovasi dengan menciptakan produk baru. Produk itu diberi nama Kopi Mama dengan tidak meninggalkan ciri khas dari Sapae Kopi pada awalnya.
“Dari Sapae Kopi menjadi Kopi Mama karena melihat perkembang kopi saat itu,” jelas Kiki.
Munculnya ragam varian kopi di pasaran seperti es kopi dalam kemasan yang sempat viral ikut mendorong Kiki berinovasi. Yakni membuat kopi dalam kemasan namun tidak meninggalkan ciri khas rasa dari Sapae Kopi.
Kiki menuturkan untuk pemasaran dari Kopi Mama dirinya masih fokus memasarkan di wilayah Bone Bolango. Wakil Ketua DPR RI, Rahmad Gobel pernah memesan Kopi Mama produksinya dengan jumlah yang besar.
“Kopi Mama hanya dijual di Bone Bolango, kalaupun didelivery hanya di bagian Kota Gorontalo bagi peminat atau rekan saja,” tutur Kiki.
“Produksi per minggu 200 botol. Jumlah pesanan terbanyak dari Bapak Rachmat Gobel, 1.000 botol namun disanggupi hanya 500 botol. Kita baru produksi 3 bulan ditawarkan untuk pesanan 1.000 botol untuk pelepasan tahun 2020,” urai Kiki.
Dari usaha yang dikembangkannya, Kiki bisa mendapatkan omset Rp2 juta setiap pekannya. Omset tersebut sudah termasuk biaya produksi sebanyak 200 Botol.
Para kaum milenial yang ingin merasakan cita rasa yang khas dari Kopi Mama ini bisa mendapatkannya di Pantai Kurunai setiap Sabtu dan Minggu. Selain Kopi Mama ada banyak produk lain yang di jual termasuk Kopi Sapae. Di tempat itu juga terdapat buku-buku untuk dibaca oleh para pelanggan.
“Jadi seperti kedai kopi elite di suasana pantai,” tutup Kiki.(***)