GOPOS.ID, GORONTALO – Zulfahmi Lamusu terlapor kasus penganiayaan yang terjadi antara Berlin Hiola di Jalan Kenangan, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, Minggu (2/4/2023) sore angkat suara.
Dirinya membantah adanya penganiayaan secara brutal yang dilakukannya terhadap mantan istri Berlin Hiola. Kendati demikian, Fahmi mengakui bahwa dirinya memukul Berlian sebab sudah dalam kondisi yang sangat emosi dan tidak terkendali lagi.
Kepada gopos.id, Fahmi menceritakan bahwa keduanya memang sudah pisah sejak beberapa bulan lalu. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang tinggal secara bergantian pasca adanya putusan cerai dari Pengadilan Agama.
“Kami sudah sepakat di awal tetap akan mengurus anak sama-sama. Meski hak asuh ada kepada dia (Berlin), karena anak masih berumur 3 tahun,” ucap Fahmi mengawali pembicaraan.
Dalam kesepakatan itu, keduanya sepakat untuk mengurus anak secara bergantian tiap minggunya.
Nah, masalah muncul di Minggu kemarin. Awalnya pada Sabtu malam, Berlin meminta agar anaknya untuk diantar, nanti Minggu atau Senin sang anak akan diantar kembali ke rumah Fahmi. Namun karena waktu sudah pukul 8 malam, dan kondisi anak yang sudah mau tidur, Fahmi menyampaikan untuk dapat menjemput anaknya besok harinya atau hari Minggu.
“Seperti biasanya, saya minta besok saja anak dijemput. Karena anak sedang nonton dan tidak mau untuk pulang ke ibunya. Berlin menjawab ‘Insya Allah’ namun belum ada kepastian jam berapa akan dijemput,” kata Fahmi.
Tiba di hari Minggu kemarin, Berlin tidak mengabarinya untuk menjemput anaknya, Fahmi mencoba mengerti sebab kondisi sbab siang hari hingga sore hujan deras melanda kota Gorontalo.
“Anak saya minta ketemu mamanya, merengek mau ketemu bangat sama mamanya. Makanya sebagai seorang ayah, saya langsung menelpon Berlian untuk menanyakan jam berapa anak mau dijemput, sampai anak saya bicara langsung dengan mamanya saat itu. Kata saya biar saya yang antar, tapi dia menolak dengan berbagai alasan. Dimana katanya pagi besok (Senin hari ini) dia ada urusan. Disitu saya emosi tidak tertahan, melihat anak merengek mau ketemu ibunya, dan kebetulan saya ada janji buka bersama dengan teman-teman saya. Saya akhirnya batalkan rencana bukber saya karena sudah unmood,” jelasnya.
Menjelang beberapa menit buka puasa, tiba-tiba bunyi klakson panjang terdengar dari luar rumah. Fahmi yang dalam kondisi mengambil rokok di dalam kamar, tidak terlalu menghiraukan hal tersebut.
Hanya saja, Ibu Fahmi yang berada di depan meja makan, langsung beranjak dan keluar melihat siapa yang membunyikan klakson itu. Disitu Ibu Fahmi melihat Berlin sudah di depan rumah.
“Tampa salam dan dia langsung menanyakan anaknya, dengan nada yang tidak begitu tinggi tapi tidak juga ada sopannya, dengan tegas dia menanya Mana Zarith ?. Sebelumnya saya sudah pesan ke mama saya, jangan kase anak kalau dia datang menjemput. Sebab sudah diminta untuk dijemput, namun Berlin terkesan banyak alasan,” bebernya.
Disini terjadilah pertikaian tersebut, dimana ketika Fahmi keluar kamar dan melihat Berlin sudah berada di dalam rumah, ia kemudian terpancing emosi. Dirinya sudah melarang Berlin untuk menjemput anaknya, dengan alasan sang anak sudah mau tidur.
“Ya memang mau tidur, karena biasanya anak saya ikut berbaur sama kami pada saat itu, tapi saat itu dia tidak berbaur karena kecapean bermain seharian dan hanya menonton kartun kesayangannya,” sambung Fahmi.
Namun Berlin tetap menerobos masuk ke dalam rumah, masuk ke dalam kamar dan langsung memeluk anaknya.
Karena dipeluk secara tiba-tiba, anak tersebut kaget dan berteriak ke Ibu Fahmi.
“Disitu saya tambah emosi. Anak saya tidak mau dipeluk mamanya, malah minta tolong sama ibu saya, Nene neneeee …” ucap Fahmi menirukan kondisi saat itu.
Fahmi mencoba menghalangi jalan keluar Berlian, dan memaksa anak tersebut dilepas. Hanya saja, Berlian bertahan dan mengigit tangannya. Secara spontan terjadi pukulan yang Fahmi sendiri tidak tahu mengenai bagian tubuh sebelah mana.
“Entah kena dibagian mana saya tidak tau pasti saking kacaunya pada saat itu,”kata Fahmi.
Akibat pukulan tersebut, sang anak terlepas dan langsung diserahkan kembali Fahmi kepada ibunya yang saat itu berada di dekatnya.
“Anak saya mnangis histeris, jadi ibu saya membawa anak saya kedalam rumah. Berlian sudah diperingatkan berkali kali oleh ibu saya dan tetangga saya, saat itu sementara orang-orang pada mau salat maghrib. Tapi berlian tetap bersikeras, merebut anak saya walaupun anak saya sementara ketakutan dengan caranya, ibu saya waktu itu tetap melindungi dan melerai, akhirnya keluar makian pas di depan wajah ibu saya, ‘Dasar Turunan Soe Ngoni’ itu yang membuat saya tambah terbakar,” bebernya.
“Saya memukul berlian di bagian tangan sebelah kiri. Adapun katanya brutal, itu tidak sesuai, kejadian sampai disimpulkan saya memukul dengan brutal itu keliru. Intinya suasana pada malam itu saling merebut dan melerai, sampai sempat-sempatnya saya merebut Handphone si Berlian supaya tidak jatuh atau dilepar ke saya, saya taru di leger pagar rumah,”sambungnya.
“Akhirnya dia mengancam untuk melapor polisi karena kena pukul dan dihalangi menjemput anaknya. Ya kali kalau datang dengan baik-baik atau diberi kabar sedari awal jika memang mau menjemput anak atau tidak. Sementara selama ini hubungan pasca cerai kami baik-baik saja karena ada urusan masing-masing soal anak dan saya juga sudah tak ingin mencari masalah,” tandasnya. (ADM-01/gopos)