GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Suasana wisuda di Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo berubah haru setelah orang tua dari mahasiswa Rahmad Syandi Wakiden (24) naik panggung menerima ijazah untuk anaknya.
Rahmad Syandi Wakiden yang merupakan wisudawan dari Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan UBM Gorontalo itu terpaksa digantikan kedua orang tuanya karena telah meninggal dunia.
Prosesi penyerahan ijazah diwarnai dengan tangis dari kedua orang tuanya, terutama sang ayah, Sunarjan wakiden, dan ibunda, Fatma Igirisa, mewakili mendiang anaknya dalam prosesi wisuda, di Gedung Graha Azizah, Sabtu (02/12/2023).
Fatma Igirisa, yang merupakan ibu mendiang Syandi tak kuasa membendung air matanya saat menerima ijazah dari rektor UBM yang didampingi sang ayah kandungnya. Apalagi Syandi merupakan anak yang cerdas dan disiplin semasa hidupnya
Syandi meninggal dunia karena mengalami kecelakaan maut di Jalan Jhon A. Katili (eks Jl. Andalas) Kota Gorontalo, Selasa (31/10/2023). Syandi bertabrakan dengan mobil Toyota Innova yang dikemudikan Andi Ismail (45).
Almarhum meninggal dunia setelah melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa, setelah dua minggu menyandang status S1 Farmasi dengan hasil sangat memuaskan bagi kedua orang tuanya, beserta para keluarga almarhum.
Kakak almarhum, Wawan Kurniawan Wakidem, tak kuasa melihat poster mendiang adiknya dalam prosesi wisuda, saat dibawa kedua orang tua ke atas panggung saat menerima ijazah dari pihak kampus.
“Semasa hidup almarhum menitipkan kepada keluarga dan kakaknya, segala sesuatu pekerjaan maupun dalam dunia pendidikan harus meminta restu kepada kedua orang tua,” ujar Wawan.
Tak hanya itu, keluarga korban yang juga Wakil Bupati Pohuwato Suharsi Igirisa mengatakan, di momen wisuda kali ini menyelimuti suasana haru, karena wisuda kali sangat berbeda yang sebenarnya menerima ijazah yaitu almarhum, tetapi diterima oleh orang tua langsung.
“Saya mewakili orang tua almarhum, tentu ada suasana gembira dan suasana haru dalam pelaksanaan wisuda kali ini. Karena anggota keluarga kami, yang juga sebagai wisudawan telah meninggal dunia pada 30 hari sebelumnya meninggalkan keluarga,” ujar Suharsi
Suharsi mengaku merasa bahagia dan haru tetapi menyelimuti suasana duka dalam kegiatan ini, karena almarhum tidak sempat menerima langsung ijazah, tetapi di momen ini digantikan oleh kedua orang tuanya.
“kami juga merasa kesedihan kepada almarhum 30 hari yang lalu telah meninggal dunia,” tutur Suharsi
Olehnya sangat mengapresiasi kepada wisudawan, khususnya kepada UBM Gorontalo yang telah banyak mencetak kader-kader bangsa.
“Semoga mereka yang baru wisuda bisa dapat melanjutkan pembangunan Provinsi Gorontalo, jagalah almamater kampus tercinta, terus kembangkan ilmu yang di dapatkan dalam kampus semasa kuliah,” tutup Suharsi.(Yusuf/Gopos)