GOPOS.ID, GORONTALO – Memasuki musim penghujan, intensitas petir belakangan mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global. Tidak hanya peningkatan intensitas petir, pemanasan global juga memicu kepunahan beberapa makhluk, hingga pencairan es di kutub.
Dilansir dari suara.com, Peneliti klimatologi dari Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin di Jakarta, Rabu (17/11/2021) mengatakan, dari hasil penelitian tahun 2014 aktivitas petir meningkat hingga 50 persen di Amerika Serikat.
Baca Juga: Gerhana Bulan 19 November Jadi Peristiwa Langka Setelah 600 Tahun
Sedangkan di Indonesia, pesisir adalah tempat yang sering terjadi petir. Â Dalam jurnal yang ditulis ilmuwan Brazil Rachel I. Albrecht, Indonesia merupakan salah wilayah dengan aktivitas petir tertinggi kedua setelah Kongo di Afrika. Hal ini diungkapkan setelah melaukan pengamatan selama 16 tahun.
Dr Erma Yulihastin menjelaskan bahwa, pemanasan permukaan suhu bumi berdampak pada penambahan jumlah kelembapan di atmosfer. Uap air tersebut merupakan bahan baku utama pembentukan badai, oleh sebab itu ativitas petir semakin meningkat.
Daerah yang sering mengalami petir lebih banyak di Indoensia adalah Sumatra bagian pesisir, kemudian disusul oleh Pulau Jawa. Bahkan pada jurnal yang ditulis oleh ilmuwan Brazil menyebut bahwa di Sumatra, petir terjadi lebih dari 50 kali tiap tahunnya. (Adm-01/Gopos)