GOPOS.ID, GORONTALO – Dunia dan lembaga internasional mengecam pemerintah China. Itu setelah langkah pemerintah China yang menahan sekitar satu juta orang-orang Muslim Uighur, Kazakhstan, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Mereka ditahan tanpa proses hukum.
“Apa yang dilakukan Pemerintah China terhadap Muslim Uighur wajib dikecam. Dan mengecam adalah selemah-lemahnya kita membela Muslim Uighur,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris, di Jakarta (19/12).
“Jangan sampai bangsa besar seperti Indonesia tidak mengeluarkan pernyataan sama sekali soal nasib Muslim Uighur,” sambungnya.
Menurut Fahira, alasan China menangkapi sekitar satu juga masyarakat Uighur sebagai upaya menangkal terorisme global tidak bisa diterima akal sehat. Selain sebagai bentuk nyata dari islamphobia, tindakan ini diduga kuat bentuk pelucutan hak-hak dasar Muslim Uighur sebagai manusia.
“Identitas dan keyakinan agama itu hak dasar yang melekat pada diri manusia. Keduanya sekarang diduga kuat hendak dicabut dari Muslim Uighur. Tidak mungkin, sebagai manusia, kita tidak beraksi melihat apa yang dialami Muslim Uighur. Ini bukan kita ‘merecoki’ urusan dalam negeri China. Tetapi ini soal kemanusiaan yang pembelaannya menembus batas-batas negara,” tukas Senator atau Anggota DPD RI DKI Jakarta ini.
Fahira berharap dalam waktu dekat ada intervensi dari negara-negara dunia dan kelompok yang lebih besar. Tujuanna untuk mengakhiri krisis yang dialami muslim Uighur di Xinjiang. Terutama melalui solidaritas negara-negara muslim di mana Indonesia menjadi yang terdepan menggalang solidaritas ini.(adm-02)