GOPOS.ID, GORONTALO – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau tenaga kesehatan dan masyarakat, terutama orangtua dan anak, agar tetap melakukan protokol kesehatan di masa mudik lebaran 2022 ini.
Mengutip dari laman suara.com – jaringan berita gopos.id, imbauan itu dibuat menyusul dikeluarkannya Surat Edaran dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO serta edaran Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengenai kasus hepatitis akut.
Saat ini, hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini telah secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO dengan jumlah kasus yang terus bertambah di 12 negara.
Dikutip dari siaran pers, Selasa (3/5/2022) Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan untuk ikut waspada.
Dikatakan, tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas, Posyandu, Klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan harus turun mewaspadai setiap gejala hepatitis pada anak dan orang dewasa.
Hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala antara lain:
Perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat)
Kuning
Gatal
Nyeri sendi atau pegal-pegal
Demam tinggi
Mual, muntah, atau nyeri perut
Lesu, dan atau hilang nafsu makan
Diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
Baca Juga: Rindu Mendiang Istri, Seorang Pria di Gorontalo Gantung Diri Jelang Salat Idulfitri
Memiliki gejala seperti hepatitis, pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hanya saja, pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. 
Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut.
Baca Juga: Satu Rumah di Pulubala Ludes Terbakar Saat Malam Takbiran
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) juga meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila gejala diatas muncul pada pasiennya.
IDAI juga mengimbau:
masyarakat tetap tenang dan berhati-hati,
Mencegah infeksi dengan mencuci tangan
Meminum air bersih yang matang
Makan makanan yang bersih dan matang penuh
Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
Memakai masker dan menjaga jarak
Agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Baca Juga: Diduga Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Nekat Melompat ke Dalam Sumur
Sejauh ini, respon klinis dan kesehatan masyarakat telah diterapkan di Inggris Raya dan sejumlah negara dimana kasus ini muncul untuk mengoordinasikan penemuan kasus dengan penyelidikan penyebab penyakit dalam kasus hepatitis akut ini.
Baca Juga: Kebakaran Melanda SDN 7 Bulango Utara, 3 Kelas dan 1 Dapur Hangus
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI dan juga Dinas Kesehatan RI sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memasukkan riwayat pajanan yang lebih rinci, dan tes virologi/mikrobiologi tambahan.
“IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini,” tulis rilis yang diterima Suara.com. (Suara/Putra/Gopos)