GOPOS.ID, GORONTALO – Surat protes terhadap hasil pemilihan rektor (Pilrek) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang dilayangkan sebagian anggota Senat UNG rupanya tidak ditandatangani oleh ketua Senat.
Sebab sebelumnya ketua senat Prof. Rauf Hatu sudah menegaskan bahwa hasil Pilrek sudah selesai. Dan seluruh civitas kembali ke tugas utama yakni mengajar, mengabdi dan penelitian.
Sebelumnya diinformasikan bahwa ada sebagian anggota senat yang melayangkan surat protes ke Presiden terkait hasil Pilrek UNG yang telah menetapkan Dr. Eduart Wolok sebagai rektor terpilih 2019-2023.
“Iya informasinya begitu. Tapi saya sebagai ketua senat yang memimpin sidang Pilrek kemarin tidak menandatangani surat tersebut,” ucap Rauf Hatu kepada wartawan, Minggu (22/9/2019).
Menurut Guru Besar UNG itu bahwa, anggota senat yang melayangkan surat protes itu bertindak sebagai pribadi. Tidak senat secara utuh.
Baca juga: Ketua Senat UNG: Pilrek Sudah Usai, Saatnya Kembali Jalankan Tugas Utama
“Secara individu itu hak mereka. Saya tidak bisa melarang. Tetapi kalau dikatakan itu mewakili suara senat secara umum, tidak. Karena saya saja tidak menandatangani. Siapa-siapa yang menandatangani pun saya tidak tahu,” tegas Rauf Hatu.
Dijelaskan Rauf Hatu bahwa Pilrek yang sudah berlangsung Selasa (17/9/2019) sudah sesuai mekanisme yang diatur.
Sehingga tidak ada penolakan dari anggota Senat maupun kementerian dari hasil tersebut. Namun dikemudian hari terjadi persoalan. Maka itu menjadi ranah pribadi dari setiap anggota senat. Kini saatnya untuk mendukung tugas dari Rektor terpilih untuk pengembangan kampus.
Surat Protes Tidak Atas Nama Senat, Hanya Ketidakpuasan Pribadi
Ditempat terpisah, Wakil Rektor II, Dr. Fence Wantu mengatakan bahwa dari 39 daftar anggota senat yang diinformasi melayangkan surat protes tersebut tidak seluruhnya menandatangani. Dikatakan Fence hanya 30 orang dari 64 anggota senat yang menandatangani surat tersebut. Bahkan ketua senat namanya dicatut dan tidak menandatangani surat itu.
“Pilrek sudah selesai. Kalau ada pihak-pihak yang tidak setuju, jangan mengatasnamakan senat. Surat protes yang dilayangkan kemarin itu, tidak mewakili suara senat. Sebab ketua senat sendiri tidak menandatangani. Itu mewakili individu mereka,” beber Fence kepada wartawan.
Fence pun mengajak agar seluruh civitas khususnya senat untuk menjaga marwah dari lembaga senat. Jangan sampai senat dijadikan sebagai luapan ketidakpuasan pribadi.
Baca juga: Terpilih Rektor UNG, Eduart Wolok: Tidak Ada Kubu-kubuan, Kita Bawa UNG Lebih Baik
“Jangan sampai ketidakpuasan pribadi ini merusak nama lembaga. Saya sendiri anggota senat, tapi tidak mengatasnamakan senat dalam urusan-urusan pribadi. Bahkan dari 39 itu ada yang tidak tahu namanya sudah berada disitu, kita sudah konfirmasi. Marilah kita jaga marwah UNG ini untuk kemajuan lembaga ini,” tandasnya. (andi/gopos)