GOPOS.ID, KABILA – Kepala Balai Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM), Gorontalo Agus Yudi Prayudana ungkap proses terjadinya racun dalam tubuh.
Belum lama ini telah terjadi keracunan massal yang dialami oleh Ratusan Napi di Lapas Kelas II A Gorontalo, diduga karena mengkonsumsi makanan usai berbuka puasa.
Agus Mengungkapkan proses investigasi telah dilakukan oleh pihak BPOM, bekerjasama dengan pihak Dinas kesehatan Kota Gorontalo. Informasi yang diterima dari tim investigasi, bubur dimasak pada pukul 10 pagi, dan dimasak langsung pada wajan yang besar. Kemudian santan yang digunakan saat memasak menggunakan santan kelapa asli, bukan santan instan. serta pada jam 14:00 WITA siang sudah dikemas rapih, dalam kotak yang siap saji.
Lanjut Agus, Proses keracunan dipending berdasarkan daya tahan tubuh seseorang. Mereka makan usai berbuka puasa. Namun sekitar pukul 21:00 WITA mulai mengalami beberapa gejala ringan, kemudian juga pada pukul 01:00 Senin dini hari mulai pingsan. Bahkan beberapa ada yang mual, da muntah.
“Hal ini tergantung daya tahan tubuh masing-masing orang,” ungkap kepala balai di kantor BPOM kepada gopos.id, Selasa (11/5/2021).
Agus mengatakan, sampai saat ini pihaknya sementara melakukan uji sampel terhadap makanan yang diduga mengandung racun. Sampel makanan yang diambil yakni berupa sampel bubur sisa makan para Napi.
“Dan saat ini kami masih menentukan parameter apa yang akan diuji. Karena kemarin sore sampelnya baru masuk, maka baru pagi ini kami baru bisa lakukan pengujian. Namun untuk menegaskan dan menyimpulkan kita masih menunggu hasil uji lab,” pungkasnya. (Sari/Putra/Gopos).