GOPOS.ID, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo belum memastikan bahwa pelaksanaan pasar senggol bisa dilakukan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi konflik di kalangan masyarakat.
Dikonfirmasi Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menyampaikan pelaksanaan pasar senggol merupakan sesuatu yang masih bersifat kontroversial. Ada yang setuju, ada pula yang tidak, begitu pun sebaliknya. Ada yang membolehkan dan ada pula yang tidak.
“Pengaturan dan penertiban di lapangan itu yang susah. Kalau penjual dan pembelinya berjumlah besar di suatu tempat terpusat seperti itu bisa menimbulkan konflik. Kemudian timbul kerumunan apa yang terjadi. Pandemi belum berakhir. Kasus Covid-19 aktif di Gorontalo masih tinggi,” ungkap Marten Taha, Sabtu (10/4/2021).
Wali Kota Gorontalo dua periode itu mengutarakan pihaknya sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan pasar senggol di Kota Gorontalo.
Disisi lain pemerintah menginginkan adanya pemulihan ekonomi. Disatu sisi, pemerintah tak ingin ambil resiko dengan adanya klaster baru yang terjadi jika pasar senggol di buka.
“Sehingga kami lebih lanjut masih akan melakukan koordinasi dengan pihak Pemprov dan Forkopimda Provinsi Gorontalo terkait pasar senggol ini. Karena kami mengingat adanya hajat hidup orang banyak. Khususnya soal ekonomi. Kedua Pemerintah Kota juga harus menjaga kesehatan dan keselamatan orang banyak,” jelasnya.
Lebih lanjut Marten Taha mengatakan jika pasar senggol tetap akan dilaksanakan. Tentunya akan dilakukan perlakuan-perlakuan secara khsusus. Misalnya dilakukan pembatasan-pembatasan yang sangat luar biasa.
“Kalau dulu itu pedagangnya bisa sampai 400-500 orang. Maka tahun ini kita akan batasi 20-30 persen dari jumlah pedagang yang ada. Tetapi itu masih akan dibahas secara serius bersama forkopimda dan pihak pemprov serta Satgas Covid-19,” pungkasnya.
Sebelumnya pasar senggol menjadi tradisi masyarakat gorontalo pada 14 hari jelang pelaksanaan Idul Fitri.
Namun dengan adanya pandemi, sejak tahun lalu pemerintah mulai menghentikan operasional pasar senggol untuk menjaga adanya kerumunan dan kasus Covid-19 baru di Kota Gorontalo. (Ramlan/gopos)