Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (undang-undang sisdiknas tahun 2003). Menurut Husnuzziadatul khairi anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.
Anak usia dini memiliki rentan usia yang sangat berharga di banding dengan usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasanya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohani yang berlangsung untuk seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan
Anak usia dini merupakan fase kehidupan dimana individu mengalami peningkatan secara signifikan dalam perkembanganya. Sehingga dasar dan tujuan penyelengaraan program PAUD adalah mengembangkan segala pontensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Sutarman & Asih, 2016, hal.48).
Perkembangan anak usia dini meliputi berbagai aspek perkembangan, yaitu: nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif , bahasa, fisik motorik, dan seni. Pendidikan karaklter yang ditanamkan kepada anak sejak usia dini, tidak hanya diperoleh dari guru pada suatu lembaga pendidikan saja, tetapi orang tua sebagai model utama bagi anak juga harus memberikan contoh tentang karakter yang positif, sehingga dengan pembiasaan dan keteladanan nilai-nilai kebaikan merupakan dasar untuk pengembangan peribadi positif selanjutnya.
Karakter yang harus dibangun dalam pendidikan karakter dalam rangka menyongsong Indonesia emas yaitu kejujuran, kedisiplinan, kepabilitas pemimpin, dan kerja sama dalam tim dan berkolaborasi, memiliki kecerdasan emosional, kemampuan mengambil keputusan dalam kondisi apapun, memiliki sifat melayani, serta kemampuan berbicara, bernegosiasi, kemampuan mencipta dan menjual produk serta kemampuan merespon dan beradaptasi ( Styowati,2020).
Menurut Megawati, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal. Hal ini juga mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis dan sebagainya turut andil dalam perkembangan karakter anak.
Pendidikan dimulai dari rumah terutama pendidikan yang diberikan oleh orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.oleh karena itu,orangtua perlu berhati-hati dalam bertindak dan berucap,karena segala sesuatu yang didengar dan dilihat dari orangtua akan ditiru (Taubah,2015).
Setelah kelompok kami melakukan observasi ada beberapa masalah yang kami dapatkan dari salah satu sekolah yang berada dikota Gorontalo yaitu ada anak yang tidak mau mendengarkan saat guru menjelaskan,ada juga anak yang menangis saat orangtuanya ingin keluar dari dalam kelas, dan ada juga anak yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Solusi yang bisa dilakukan untuk permasalahan yang kami dapat dari sekolah tersebut yaitu; solusi untuk anak yang tidak mau ditinggal oleh ibunya yaitu,dengan cara memberi pemahaman kepada anak tentang sekolah sehingga dia paham dan dapat belajar mandiri sehingga dia mau untuk pergi ke sekolah tanpa di temani, konsisten setiap hari untuk mengantar dan jemput saja latih dari sebelum masuk sekolah untuk tidak perlu merasa takut dan kawatir serta saat berpisah jangan terlalu lama mengucapkan selamat tinggal.
Solusi untuk anak yang tidak mau mendengarkan gurunya saat pembelajaran berlangsung yaitu, dengan cara jangan berteriak,gunakan media pembelajaran yang menarik bagi anak,ajak dia bekomunikasi,berikan intruksi yang jelas,cari tahu mengapa anak tersebut tidak mau mendengarkan,serta berikan alasan dan tujuan perintah anda contohnya saat anda meminta anak berhenti bermain sertakan alasannya yang bisa anak pahami.
Solusi yang bisa dilakukan untuk permasalahan yang kami dapatkan dari sekolah tersebut yaitu, agar anak mau mengikuti pembelajaran yang berada di sekolah. Bagi seorang guru, berusaha untuk membangkitkan motivasi dan mampu menumbuhkan semangat balajar bagi para peserta didik, agar anak anak tersebut merasa semangat dan mau mengikuti pembelajaran, dan seorang guru mampu menciptakan situasi pmbelajaran yang baru agar anak tersebut tidak merasakan bosan dalam pembelajaran yang di berikan oleh guru.
Oleh: Wayan Indriani, Sri Amanda Onde, Tatiriyanti Atuna, Maya Sara dan Nadia Alamri (Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Gorontalo)