GOPOS.ID, GORONTALO – Rombongan jamaah calon haji (JCH) Gorontalo kelompok terbang (kloter) 27 UPG telah menjalani masa karantina di asrama haji Gorontalo, Kamis (25/7/2019). Di asrama haji para JCH Gorontalo menjalani pemeriksaan kesehatan.
Sebelum pemberangkatan menuju tanah suci, jamaah haji Gorontalo hari ini menjalani karantina di Asrama Haji Embarkasi Haji Antara (EHA) Provinsi Gorontalo, Kamis (25/07/2019)
Sebelumnya, pantauan gopos.id, rombongan JCH Gorontalo kloter 27 UPG mulai masuk ke Asrama Haji Gorontalo sekitar pukul 10.00 wita. Kedatangan para jamaah ini disambut dan dilayani oleh Petugas Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Gorontalo, yang sudah standby di Asrama haji sejak pagi.
Dari bus, para JCH Gorontalo diarahkan ke aula Asrama Haji Provinsi Gorontalo. Di tempat itu mereka mendapat arahan dan bimbingan seputar ketentuan berada di asrama haji. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian identitas berupa gelang jamaah haji serta living cost atau biaya hidup selama di tanah suci.
“Gelang haji ini merupakan identitas yang harus digunakan oleh jamaah selama berada di tanah suci. Selain itu setiap jamaah dibekali dengan living cost sebesar 1.500 riyal,” ujar Ketua PPIH Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo Hamka Arbie.
Baca juga: Hari Ini, 450 Jamaah Haji Gorontalo Dikarantina di Asrama Haji
Usai penyerahan living cost, para jamaah dipersilakan beristirahat. Selanjutnya pemeriksaan kesehatan JCH Gorontalo dilakukan setelah makan siang.
“Kemudian untuk pembekalan akan disampaikan oleh masing-masing ketua regu pada malam hari, ba’da Isya,” ungkap Hamka Arbie.
Sementara itu, Plh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Gorontalo Syarif Katili mengungkapkan, untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh makanan, pihaknya akan melakukan razia bagi makanan yang dibawa oleh jamaah
“Kita memverifikasi makanan-makanan yang mudah basi. Kalau makanan punya masa kadaluarsanya tentu kami tidak tahan. Yang penting habis pada saat itu. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh makanan tadi,” terang Syarif.
Baca juga: PPIH Gorontalo Siap Beri Pelayanan Maksimal
Menurut Syarif, pemeriksaan kesehatan di asrama haji untuk titik beratnya adala penyakit tidak menular. Kemudian wanita usia subur, apakah hamil atau tidak.
“Jadi kategori jamaah yang kelayakannya akan dipertimbangkan melakukan pemberangkatan yakni pertama hamil. Kedua ia menderita penyakit menular,” jelasnya.
Syarif mengimbau, selama di asrama haji para jamaah hendaknya fokus untuk beribadah dan tidak melakukan kontak dari luar.
“Saya sudah menyampaikan agar mereka membatasi diri dengan kontak dari luar. Karena biasa dengan kontak ini jamaah bisa mengkonsumsi makanan dari luar. Juga ada beban moril untuk meninggalkan keluarganya,” tandasnya. (muhajir/gopos)