GOPOS.ID, BANDUNG – National Support for Local Investment Climates (NSLIC) merilis hasil survei tentang daya saing ekonomi Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Termasuk izin investasi Gorontalo.
Salah satu data yang menarik disimak menyangkut ketimpangan antara kepuasan terhadap layanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan indeks Pengusaha yang merealisasikan investasinya di daerah.
Hasil riset menyebutkan bahwa indeks kepuasan terhadap pelayanan perizinan di PTSP sebesar 6,04 poin untuk Gorontalo. Untuk Sulawesi Tenggara sebesar 6,01. Namun disisi lain, indeks pengusaha yang merealisasikan investasinya hanya 3,09 poin untuk Gorontalo dan 4,14 poin untuk Sultra. Lantas apa yang membuat realisasi investasi di Gorontalo rendah, padahal izin investasi Gorontalo tinggi?
Baca juga : Dinas Pertanian dan BPS Sepakat Satu Data untuk Peternakan
Menurut Peneliti dari NSLIC Mukti Asikin hal tersebut bisa dipengaruhi oleh berberapa aspek. Salah satunya belum terintegrasinya segala perizinan ke dalam PTSP. Harusnya menurut dia, PTSP sebagai institusi harus juga melibatkan instansi vertikal lain yang dikuatkan oleh regulasi yang terintegrasi.
“Izin itu kan di kantor PTSP, tapi proses izin kan di luar itu. Ngurus segalanya dari A sampai Z kan di luar kantor PTSP. Ketika dokumen sudah lengkap baru datang ke PTSP,”terang Asikin usai memaparkan Indeks Daya Saing Ekonomi Gorontalo dan Sulawesi Tenggara di Hotel Sheraton, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/7/2019).
“Sebaliknya, di kantornya mungkin sudah lebih baik tapi ketika menyiapkan dokumen banyak urusan dengan banyak instansi. Hal inilah yang membuat izin investasi Gorontalo tinggi,” tambahnya.
Proyek NSLIC atau NSELRED (National Support for Enhancing Local and Regional Economic) merupakan kerjasama pemerintah Kanada dan Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat mendorong penciptaan iklim investasi dan pengembangan ekonomi lokal di Gorontalo dan Sultra. (andi/gopos)