GOPOS.ID, BONE PANTAI – Warga di Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mengeluhkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kian mahal imbas ditutupnya SPBU Bone Pantai menyusul kasus dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi yang sedang ditangani Polda Gorontalo.
Belakangan ini warga setempat, utamanya para nelayan, mengaku sangat sulit mendapatkan BBM subsidi. Mereka terpaksa harus membeli BBM eceran agar bisa melaut, yang harganya mencapai Rp15 ribu per botol.
Setiap kali melaut, nelayan paling sedikit membutuhkan satu galon BBM berisi 5 liter. Itu pun penggunaannya bergantung jarak. Jika menggunakan mesin tempel, kebutuhan BBM sekali melaut bisa mencapai lebih dari 20 liter.
Mata rantainya tidak berhenti sampai di situ saja. Akibat mahalnya harga BBM eceran, nelayan terpaksa harus menaikkan harga ikan tangkapan hasil melaut agar masih bisa mendapatkan sedikit keuntungan. Akhirnya, warga pun terkena imbasnya karena naiknya harga ikan laut.
Aditya Monoarfa, nelayan setempat tidak membantah hal itu. Menurutnya, jika tidak sedang beruntung, mereka sama sekali tidak akan mendapatkan BBM.
“Berat (buat kami nelayan) ini pak, bensin jadi pe mahal begini,” keluh Adit yang juga warga Desa Tihu, Kecamatan Bone Pantai, Bone Bolango kepada Gopos.id, Rabu (20/9/2023).
Dia berharap agar SPBU Bone Pantai bisa segera dibuka seperti sedia kala karena mayoritas nelayan setempat sangat bergantung dengan SPBU tersebut.
Senada juga diungkapkan Ibrahim Yunus, pedagang ikan keliling. Dia terpaksa menjual ikan lebih dari harga biasanya karena sulit mendapatkan BBM, kecuali BBM eceran yang tentu harganya lebih mahal.
“Pastilah (harga ikan juga pasti naik), karena kan kita (saya jualan) pakai motor,” ketus Ibrahim.
Sebelumnya, Polda Gorontalo menetapkan tiga tersangka kasus dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi di SPBU Bone Pantai. Modusnya, mereka menggunakan barcode untuk pengisian galon. Dan untuk kepentingan penyidikan, SPBU Bilungala-Bone Pantai tersebut disegel hingga hari ini. (Rama/Gopos)