GOPOS.ID – Digitalisasi telah mengubah berbagai macam pola hidup, interaksi manusia, hingga pola bisnis. Berangkat dari hal itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terus mendorong pengembangan industri digital. Melalui Indonesia Development Forum (IDF) yang berlangsung di Bali, 21-22 November 2022, Bappenas menggalang ide-ide para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia Emas 2045 lewat pembangunan industri digital.
Transformasi digital merupakan salah satu strategi di dalam transformasi ekonomi Indonesia. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, transformasi digital difokuskan pada enam sektor prioritas. Yakni pemerintahan, pendidikan, kesehatan, pengadaan dan logistik, perdagangan, serta industri. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mendorong Indonesia bisa naik kelas. Dari negara middle income (berpendapatan menengah) menjadi negara berpendapatan tinggi atau negara maju.
“Sektor digital di Indonesia diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dengan proyeksi nilai aktivitas ekonomi digital mencapai Rp22.500 triliun pada 2045,” ungkap Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, pada Acara Puncak Indonesia Development Forum 2022: Special Session PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagaimana dikutip dari siaran youtube Bappenas RI, (22/11/2022).
Besarnya nilai tambah yang dimiliki membuat industri digital menjadi tumpuan dalam transformasi digital di Indonesia. Industri digital diharapkan mampu menghasilkan produk dan layanan yang dapat mendukung penerapan digitalisasi. Meski situasi saat ini, Indonesia belum menunjukkan kemampuan mandiri dari sisi penyediaan produk dan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar dalam negeri.
Menurut Rudy Soeprihadi, Pemerintah Indonesia memiliki mimpi besar untuk mengembangkan ekonomi digital sebagai masa depan ekonomi Indonesia. Untuk menjawab mimpi besar tersebut, diperlukan tiga langkah. Pertama, kolaborasi dan kerja sama yang efektif dengan seluruh pihak terkait untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kedua, mempertimbangkan best practices pelaksanaan strategi industri digital yang dilakukan di beberapa negara. Kita harus belajar banyak karena beberapa negara sudah mengembangkan ini,” ungkap Rudy Soeprihadi
Langkah ketiga mengembangkan kapasitas yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan. Termasuk dalam hal ini pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi penting dalam pelaksanaan inisiatif industri digital dalam negeri.
Koordinator Ekonomi Kreatif Direktorat Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Wahyu Wijayanto, mengungkapkan pangsa pasar industri digital saat ini sangat terbuka. Situasi itu diharapkan mampu dimanfaatkan pelaku industri digital dalam negeri.
“Memang situasi saat ini industri digital dalam negeri masih didominasi pelaku industri asing. Begitu pula dari sisi infrastruktur masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi,” ungkap Wahyu Wijayanto.
Walaupun begitu, pertumbuhan startup di Indonesia sudah cukup bagus dalam beberapa tahun terakhir. Demikian pula layanan telekomunikasi domestik yang memiliki porsi cukup besar. Hal itu menjadi kekuatan bagi Indonesia bergerak ke depan untuk mengembangkan industri digital.
“Industri digital ini adalah menjadi bagian dari ekonomi digital dan juga menjadi bagian dari transformasi digital nasional,” kata Wahyu Wijayanto.
Menurut Wahyu Wijayanto, transformasi digital pada enam bidang prioritas menjadi katalisator pengembangan industri digital nasional. Intervensi pemerintah di dalam master plan pengembangan industri digital akan berfokus pada tiga aspek. Yaitu dari sisi supply, demand, enabler (pemampu).
Tahapan pengembangan industri digital di Indonesia sebagai bagian dari upaya mewujudkan transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045. (tangkapan layar Youtube Bappenas)
Transformasi digital untuk menuju Indonesia Emas 2045 salah satunya turut dilakukan PT Telkom Indonesia. Berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), PT Telekom mengembangkan layanan digital kesehatan, yaitu satu data kesehatan Indonesia. Layanan satu data kesehatan ini mendorong interoperabilitas data di seluruh ekosistem sektor kesehatan, sehingga dapat bermanfaat secara lebih luas dan menghasilkan outcome optimal.
“Salah satu data yang penting adalah data kesehatan. Ke depan satu data kesehatan ini akan berguna paling tidak melakukan prediagnosis serta analisis ke depan seperti apa. Termasuk efisiensi seperti penyediaan obat,” ungkap Joddy Hernady, Head of Digital Vertical Ecosystem-Health PT Telkom Indonesia Persero.
Reindustrialisasi untuk Transformasi Ekonomi
Trend digitalisasi di Indonesia berlangsung cukup pesat. Pada 2022 diperkirakan penduduk Indonesia yang merupakan pengguna aktif internet diperkirakan mencapai 210,6 juta jiwa. Selain untuk komunikasi dan gaya hidup, penerapan digitalisasi di Indonesia terus meningkat dalam aktivitas ekonomi dan layanan sektor prioritas. seperti pendidikan dan kesehatan. Peningkatan migrasi aktivias digital pada sektor tersebut semakin dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19.
Perkembangan teknologi yang sudah berbasis seperti Augmented Reality (AR), Internet of Things (IoT), Artificial Intellegence (AI), machine learning, serta big data semuanya berjalan dengan seketika dan bersamaan. Perkembangan ini menjadi bagian dari rantai pasok industri. Oleh karena itu industrialisasi ke depan harus mampu menjawab kebutuhan lifestyle yang baru, sustainable, smart, dan fungsional.
“Konsumen kita semakin pandai, semakin smart. Maunya affordable dan canggih. Dengan demikian model-model bisnis akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah, demikian juga cara pembiayaan juga berubah,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, pada pembukaan Acara Puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 di Bali, Senin (21/11/2022). IDF 2022 yang berlangsung 21-22 November 2022 yang mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation”.
Reindustrialisasi akan menjadi kunci penting transformasi ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Surharso Monoarfa, menekankan paling penting dalam industri adalah di mana intervensi yang pas oleh sebuah negara. Industri ke depan menerapkan value chain, sehingga intervensi di bagian mana yang menguntungkan. Baik dalam hal fiskalnya, teknologi, atau pilihan-pilihannya seperti apa.
“Kita tidak bisa biarkan begitu saja. Transisi digital dan transisi ekonomi hijau saat ini tak terelakkan lagi. Situasi itu menuntut kita harus bisa beradaptasi, terutama dalam hal kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM),” tutur Suharso Monoarfa.
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2016-2019, Bambang Brodjonegoro, mengemukakan ada empat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Yaitu manufacturing (industri pengolahan), services (ekspor di bidang jasa), ekonomi digital, serta green economy (ekonomi hijau). Menurut Bambang, Indonesia sudah sangat berhasil 1990-an. Transformasi ekonomi dari basis primer (pertanian dan pertambangan) beralih menjadi sifatnya sekunder, terutama manufacturing.
“Pada tahun 1990-an, sebesar 30 persen PDB dari manufacturing. Tinggal selangkah lagi kita jadi negara Industri,” ungkap Bambang Brojonegoro saat menanggapi pemaparan Minister of the Popular Power for Planning Venezuela periode 1992-1993, Ricardo Hausmann.
Namun krisis moneter pada 1997 membuat manufacturing terdampak. Saat ini proporsi manufacturing terhadap GDP Indonesia sudah di bawah 20 persen.
“Bila ingin mencapai visi 2045 kita butuh transformasi ekonomi. Supaya kita naik kelas lagi, harus ada yang baru supaya kita bisa jadi negara berpendapatan tinggi,” ungkap Bambang Brojonegoro.
Menyambung pendapat Ricardo Hausmann, Bambang Brojonegoro, menekankan agar manufacturing harus tingkatkan kompleksitas dari produk yang dihasilkan. Tidak hanya mengejar growth of manufacturing, tetapi juga meningkatkan kompleksitas
“Untuk mendukung kompleksitas perlu didukung riset and development yang kuat. Harus ada partisipasi dari swasta, RND untuk pengembangan bisnis dalam rangka menghasilkan produk yang kompetitif,” kata mantan Menteri Riset dan Teknologi ini.
Sementara itu berkaitan dengan industri digital, Bambang Brojonegoro, menilai Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang luar biasa. Dengan adanya digitalisasi, Indonesia bisa mengeksplore lebih banyak potensial entrepreneurship atau lebih dikenal dengan istilah startup. Startup merupakan potensi pertumbuhan menuju Indonesia 2045 sebagai alternatif growth.
“Indonesia sekarang sudah diakui 10 di negara dunia dengan 10 start up terbesar. Dengan market yang besar ditambah entrepreneurship kita harapkan domestik akan semakin kuat tapi bukan domenstik konvesional, tetapi domestik yang sudah menyentuh digital,” ujar mantan Menteri Keuangan RI ini.(hasan/gopos)