GOPOS.ID, GORONTALO – Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Gorontalo, melakukan Rukyatul Hilal atau pemantauan bulan sabit muda di lantai atap gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Selasa (11/5/2021). Hasil pemantauan tersebut, posisi hilal berada pada ketinggian -5 derajat 12 menit di bawah ufuk.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Gorontalo Syafrudin Baderung, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, saat di lokasi pemantauan menyatakan, cuaca saat pemantauan dilakukan dalam kondisi berawan.
“Alhamdulillah, pelaksanaan rukyatul hilal di Gorontalo telah selesai. Posisi hilal berada di ketinggian -5 derajat 12 menit (negatif/di bawah ufuk). Dan kondisi cuaca di Gorontalo saat ini berawan. Hal ini tidak memungkinkan hilal dapat terlihat,” kata Syafrudin.
Hasil ini, lanjut Syafrudin, dituangkan dalam laporan dan dikirimkan ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, sebagai bahan pertimbangan dalam Sidang Itsbat di Jakarta.
“Hasil pemantauan kami kirim ke Ditjen Bimas Islam. Sedangkan untuk penetapan 1 Syawal 1442, Hijriah menunggu hasil putusan dari pemerintah,” tegasnya.
Senada dengan hal itu, Kabid Bimas Islam Suleman Tongkonoo mengatakan, Ijtimak/konjungsi menurut data Tim Hisab Rukyat Kanwil akan terjadi pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2021, pukul 03:00 dini hari.
“Ijtimak/konjungsi pergantian bulan baru akan terjadi pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2021, pukul 03:00 dini hari besok. Sehingganya kondisi hilal saat diilakukan rukyat, masih di bawah ufuk atau minus 5 derajat. Pemantauan ini dilaksanakan sebagai laporan kami pada sidang itsbat di Jakarta,” ungkap Suleman.
Suleman menambahkan, azimut hilal adalah 284 derajat 53 menit UTSB. Sedangkan azimut matahari adalah 287 derajat 59 menit UTSB. Adapun posisi bulan terhadap matahari sebesar 5 derajat 21 menit atau di sebelah Selatan (kiri) di bawah matahari dan besar cahaya bulan adalah 0,22 persen.
“Matahari terbenam pukul 17 lebih 48 menit dan 19 detik WITA. Sedangkan terbenamnya bulan pada pukul 17 lebih 29 menit dan 39 detik WITA. Memperhatikan data ini, bulan terbenam lebih dahulu kemudian matahari. Dengan kondisi ini, hilal dipastikan tidak dapat terlihat,” tandas Suleman. (Muhajir/gopos)