GOPOS.ID – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya resmi menahan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Sihab atau Habib Rizieq, Ahad (13/12/2020) dini hari.
Habib Rizieq ditahan Polda Metro Jaya setelah menjalani pemeriksaan lebih dari 8 jam, sejak Sabtu (12/12/2020) pagi terkait pelanggaran protokol kesehatan (prokes).
Melansir suara.com, Habib Rizieq dibawa petugas Polisi dari dalam Gedung Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta ke mobil tahanan. Habib Rizieq dibawa ke rumah tahanan (rumah) Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dengan dikenakan baju oranye khas tahanan dan tangan terborgol.
Sebelum masuk ke dalam rutan, sang imam besar sempat menyampaikan pernyataan singkat. Menurut dia, perjuangan akan terus berjalan. Habib Rizieq juga meminta agar tidak ada lagi diskriminasi hukum.
“Perjuangan jalan terus. Setop diskriminasi hukum,” ujar Habib Rizieq singkat.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono membeberkan alasan Habib Rizieq ditahan di Rumah Tahanan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. Penahanan dilakukan agar sang imam besar tidak melarikan diri hingga menghilangkan barang bukti.
“Agar pertama enggak lari, menghilangkan barang bukti dan tidak mengulangi perbuatan,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya.
Jenderal bintang dua itu melanjutkan, Rizieq akan ditahan selama 20 hari pertama. Dia akan mendekam di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya selama masa penahanannya.
Baca juga: Operasi Yustisi di Boalemo, Tim Gabungan Gencar Sosialisasikan Prokes
Argo mengatakan, penyidik mencecar 84 pertanyaan pada Rizieq. Setelah rampung diperiksa, penyidik kembali membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan ada beberapa yang ditambahakn oleh Rizieq selaku tersangka.
“Di dalam pemeriksaan penyidik memberikan 84 pertanyaam yang ditanyakan kepada tersangka MRS. Selesai diperiksa, membacakan kembali BAP dan ada beberapa yang diperbaiki dan ditambahkan oleh tersangka, kira layani dengan baik,” jelas dia.
Selain pelanggaran protokol kesehatan, Rizieq juga turut dijerat Pasal 160 dan 216 KUHP. Pasal 160 KUHP berisi tentang Penghasutan untuk Melakukan Kekerasan dan Tidak Menuruti Ketentuan Undang-undang, dengan ancaman enam tahun penjara atau denda Rp 4.500.
Sedangkan, Pasal 216 ayat 1 KUHP tentang Menghalang-halangi Ketentuan Undang-undang. Ancamannya, pidana penjara empat bulan dua minggu atau denda Rp 9.000.
Sementara lima tersangka lainnya dikenakan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Ancamannya, kurungan satu tahun atau denda Rp 100 juta.
Mereka adalah Ketua Umum DPP FPI Sobri Lubis, Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) Maman Suryadi, dan Haris Ubaidillah selaku Ketua Panitia Acara. Selanjutnya, Ali Bin Alwi Alatas selalu Sekretaris Acara dan Habib Idrus selaku Kepala Seksi Acara.(adm-02/gopos)