GOPOS.ID, GORONTALO – Indonesia bersiap menghadapi era normal yang baru atau new normal pada kondisi pandemi virus Corona (COVID-19). Hal tersebut diharapkan akan kembali menggerakkan kegiatan perekonomian yang laju pertumbuhannya sempat terpuruk di kuartal I-2020, yaitu hanya 2,97 persen.
Gorontalo menjadi satu provinsi dari empat provinsi yang direncanakan menjadi pilot project penerapan New Normal ini. Tiga provinsi lainnya yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatra Barat. Provinsi Gorontalo sendiri saat ini siap menuju era normal yang baru ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menyampaikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sejak, Selasa (26/5/2020) akan berada di titik keramaian untuk mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan.
”Pagi hari ini saya datang ke Stasiun MRT dalam rangka untuk memastikan bahwa mulai hari ini akan digelar oleh TNI dan Polri. Pasukan untuk berada di titik-titik keramaian dalam rangka mendisiplinkan,” ujar Presiden usai meninjau Kesiapan Penerapan Prosedur Standar New Normal di Sarana Publik, di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (26/5/2020).
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa pendisiplinan masyarakat bertujuan agar mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
”Akan digelar di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota mulai hari ini. Sehingga kita harapkan kedisiplinan yang kuat dari masyarakat akan semakin terjaga,” imbuh Presiden.
Sementara itu, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyampaikan bahwa rencana pendisiplinan protokol kesehatan ini akan dilaksanakan, sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota.
”Objeknya adalah tempat-tempat lalu lintas masyarakat. Kemudian mal-mal, pasar-pasar rakyat, kemudian tempat pariwisata,” ujar Panglima TNI usai mendampingi Presiden melihat secara langsung pendisiplinan protokol kesehatan.
Dari data yang ada, Panglima TNI sampaikan bahwa kegiatan tersebut akan dilakukan di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota serta ada 1.800 objek yang akan dilaksanakan pendisiplinan tersebut.
”Dalam tahap pertama ini kita laksanakan secara serentak di 4 tempat. Yaitu di DKI Jakarta khususnya adalah di Bundaran HI, kemudian di wilayah Bekasi, berikutnya adalah Provinsi Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Gorontalo,” imbuh Panglima TNI.
Pelaksanaan pendisiplinan, menurut Panglima TNI, dilaksanakan secara bertahap. Seperti contoh saat ini adalah melaksanakan tempat lalu lintas masyarakat di stasiun kereta.
Baca juga: Gorontalo Menuju New Normal, Gubernur: Kita Siap
Termasuk, menurut Panglima TNI, adalah tempat-tempat untuk mendukung kepentingan masyarakat yaitu tempat-tempat penjualan Apotek/penjualan obat yang akan terus diawasi.
Yang akan dilaksanakan di antaranya, menurut Panglima TNI, adalah pendisiplinan protokol kesehatan, sebagai berikut:
Pertama, seluruh masyarakat perlu diawasi supaya tetap memakai masker; Kedua, masyarakat dalam kegiatan juga harus menjaga jarak aman; Ketiga, siapkan tempat mencuci tangan atau alat hand sanitizer.
”Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, tahap pertama bisa berjalan dengan baik,” ungkap Panglima TNI.
Di Gorontalo sendiri, dikatakan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie bahwa daerah siap untuk menuju New Normal tersebut. Namun penerapan ini masih butuh kajian yang mendalam bersama Forkopimda, kepala daerah, serta akademisi yang pakar di bidangnya.
“Kita mengkaji new normal dengan matang untuk menghindari kebingungan masyarakat. Kajian tersebut akan mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Intinya bahwa Gorontalo siap menuju tatanan kehidupan yang baru ini,” papar Rusli kemarin.
Menurut Rusli bahwa penerapan new normal ini akan disosialisasikan secara masif, sehingga masyarakat benar-benar paham dan bergerak bersama untuk memutus rantai Covid-19 ini.
Baca juga: Ramadan di Gorontalo Tanpa Festival Tumbilotohe dan Pasar Senggol
“Intinya, apapun yang menjadi himbauan pemerintah pusat dan daerah, itu kembali pada kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Kalau saja tingkat kesadaran masyarakat sudah baik, tentunya tidak perlu lagi ada pembatasan wilayah, pembatasan waktu beraktivitas dan penutupan pasar,” tandas Gubernur Dua periode itu. (andi/gopos)