GOPOS. ID – Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Naiknya prevalensi PTM tersebut menempatkan Gorontalo di 10 besar nasional PTM di Indonesia.
Hasil Pertemuan Persiapan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Tingkat Provinsi Gorontalo yang berlangsung di Grand Q Hotel, Rabu (6/3/2019) kemarin, menyebutkan prevalensi kanker dari 1,4 persen pada tahun 2013 naik menjadi 1,8 persen di 2018.
Baca juga : Pemprov mengalokasikan 2,7 M untuk RH-IR di Boalemo
Prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen serta hipertensi naik menjadi 34,1 persen.
“Memang penyakit ini tidak menular, tetapi cukup membebani masyarakat dalam hal pembiayaan. Risiko kematian akibat penyakit tidak menular ini juga sangat tinggi,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Reyke Uloli.
Baca juga : DKP dan BPSPL Sosialisasikan Perlindungan Hiu
Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah yakni dengan membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Kementerian kesehatan RI sudah mengalokasikan dana untuk pemerintah Provinsi Gorontalo dan kabupaten kota.
“Dengan deteksi dini ini tentunya kita bisa melakukan screening PTM untuk gula darah, diabetes kolesterol dan hipertensi. Ada juga kegiatan yang bisa dilakukan seperti olahraga dan konseling di Posbindu yang dilaksanakan oleh desa. Kita berharap dengan adanya Posbindu ini penanganannya hanya sampai di desa jangan sampai masuk rumah sakit,” tambahnya.
Baca juga : Setelah Gubernur, Giliran Wagub Imbau Masyarakat Bayar Pajak Tepat Waktu
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba menyebut tantangan pemerintah melalui Dinas Kesehatan saat ini semakin besar. Dinas Kesehatan dihadapkan pada 2 dimensi masalah kesehatan yakni penyakit menular yang masih memiliki problem dalam menghadapinya serta penyakit tidak menular yang trennya semakin meningkat.
“Ini artinya sebuah tantangan bagi untuk melakukan tindak pencegahan yang konkrit dan komprehensif,” jelas Sekda.
Darda menilai perlu ada edukasi kepada masyarakat dalam hal gaya hidup dan menjaga pola makan. Penting untuk mendorong masyarakat mengubah perilaku melalui pendekatan keluarga.(Isno/rls/gopos)