GOPOS.ID, GORONTALO – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Prof. Dr. Fadel Muhammad, bertekad mendorong kenaikan produksi jagung di Gorontalo. Tekad itu akan diwujudkan melalui strategi kemitraan (partnership) yang melibatkan tiga pilar. Yaitu petani, industri, dan pemerintah.
Strategi kemitraan ini melingkupi aspek produksi yang berkaitan dengan distribusi benih yang memadai, ketersediaan pupuk yang cukup, serta pengendalian hama dan organisme pengganggu yang tepat. Kemudian aspek pemasaran yang memiliki keterkaitan dengan daya serap industri.
Fadel Muhammad mengemukakan, untuk distribusi benih bagi petani dalam pola kemitraan ini akan menggandeng produsen benih. Salah satunya PT Bisi Internasional.
“Saat ini PT Bisi Internasional telah menjalankan pola kemitraan distribusi benih dan obat-obatan dengan petani seluas 1.900 hektar. Kita ingin tingkatkan minimal 5.000 hektar,” ujar Fadel Muhammad seusai meninjau Corn Dryer Caroen Pokphand di Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Selasa (7/3/2023).
Fadel mengungkapkan, pola kemitraan benih yang ada tersebut baru terbatas pada penyediaan benih dan obat-obatan saja. Sementara untuk ketersediaan pupuk diurus oleh petani.
“Permasalahannya sekarang ini petani sulit mendapatkan pupuk, terutama pupuk bersubsidi. Di sisi lain, harga pupuk nonsubsidi lumayan mahal. Maka ini yang akan kita atur. Pemerintah harus hadir di sini agar petani bisa mendapatkan pupuk secara mudah dan terjangkau,” urai mantan Gubernur Gorontalo ini.
Dalam hal ketersediaan pupuk, lanjut Fadel Muhammad, sangat penting dilakukan pengkajian secara cermat, sehingga penggunaan pupuk efektif dan efisien. Demikian pula jenis pupuk tidak hanya terbatas pada pupuk anorganik, tetapi juga pupuk organik.
“Tapi itu (pupuk organik) sudah harus yang proven (terbukti). Jangan coba-coba, kasihan petani,” tegas Fadel Muhammad mewanti-wanti.
Sementara itu dari aspek pemasaran, Fadel mengaku gembira dengan hadirnya Corn Dryer Charoen Pokphand di Gorontalo dengan kapasitas tampung cukup besar. Silo yang ada di Corn Dryer CP bisa menampung hingga 20 ribu ton jagung (pipilan kering), dan kapasitas dryer mencapai 1.000 ton per hari.
“Di Kecamatan Pulubala saja sudah ada empat industri gudang jagung. Di Gorontalo Utara juga ada, sedikitnya sudah tujuh di Gorontalo. Dari aspek pemasaran ini sudah baik, maka peluang ini tak boleh disia-siakan. Gorontalo harus mampu meningkatkan produksi jagung,” tandas Fadel Muhammad.(hasan/gopos)