Marsella Desriyarini Gui, Abdul Haris Panai, Sitti Roskina Mas,
Nina Lamatenggo
(Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen Program Doktor Pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo)
Dalam dunia pendidikan tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah PR (Pekerjaan Rumah). Pekerjaan yang biasanya diberikan oleh guru kepada siswa berupa tugas atau kegiatan lainnya. Sejak dahulu hingga sekarang, pekerjaan rumah (PR) ini masih terus ada. Bahkan saat kegiatan pembelajaran di era pandemi, jumlah PR yang diberikan menjadi lebih banyak dari pada sebelumnya. Padahal jika kita bertanya kepada siswa, tentu banyak sekali siswa yang mengeluhkan PR (pekerjaan rumah) ini.
Pemberian PR ini sebenarnya bermula dari banyaknya tugas yang harus dikerjakan oleh guru atau pendidik, mulai dari administrasi, pembuatan RPP, hingga pelatihan pengembangan diri. Oleh karena itu, tidak jarang waktu untuk mengajar terpaksa dikorbankan. Akibatnya guru hanya bisa memberikan PR agar materi pembelajaran bisa tetap tersampaikan. Namun apakah hal tersebut merupakan sebuah solusi? Apakah PR masih cocok untuk siswa? Apakah PR dapat membantu siswa lebih menguasai materi pembelajaran? Atau apakah benar bahwasanya PR memberikan dampak negatif bagi siswa? Mari simak ulasan berikut ini!
Pada dasarnya, PR merupakan salah satu instrument penilain yang digunakan oleh guru dalam serangkaian proses pembelajaran yang bertujuan untuk; Meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik menerima materi yang sedang dipelajari. ; Melatih rasa tanggung jawab, disiplin dan kejujuran kepada peseta didik akan suatu tugas yang diberikan oleh guru.
Guru memberikan PR kepada peserta didik bukan suatu kesalahan. Pada awalnya guru hanya ingin mengisi waktu luang peserta didik agar kiranya tidak terbuang sia-sia seperti digunakan untuk nongkrong dan bermain game yang tidak bermanfaat. Namun seiring berjalannya waktu, kenyataan di lapangan sudah cukup berbeda. PR yang diberikan guru justru menjadi beban bagi siswa dan jika terlalu banyak bisa menimbulkan stres. Siswa menjadi kekurangan waktu istirahat sebab sudah kelelahan di sekolah dan masih harus mengerjakan PR yang banyak jumlahnya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan banyaknya PR yang diberikan kepada siswa.
Adapun manfaat PR (Pekerjaan Rumah) apabila sebelum memberikannya guru perlu mengetahui hal-hal berikut.
- Mengetahui Tujuan PR; Secara umum, tujuan pemberian PR hanya ada dua. Pertama untuk mengulang materi yang telah diberikan agar siswa lebih memahami materi yang telah diterima. Kedua sebagai persiapan bagi siswa untuk menerima materi baru yang akan disampaikan oleh guru di hari berikutnya. Dengan demikian, soal-soal yang diberikan dalam PR itu pun harus sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
- Menyesuaikan Jumlah PR dengan Tingkatan Pendidikan Siswa ; Setiap tingkatan pendidikan tentu memiliki beban yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu pula dalam hal memberikan PR kepada siswa, harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa. Guru harus mampu mempertimbangkan banyaknya soal yang diberikan dengan waktu yang digunakan untuk mengerjakan. Untuk siswa SD sebaiknya batasi waktu hingga 60 menit. Sedangkan untuk siswa SMP atau SMA sebaiknya tidak lebih dari 90 menit di setiap harinya.
- Mengurangi Keterlibatan Orangtua; Tidak hanya siswa yang mengeluhkan jika diberi PR, namun juga orang tua siswa. Hal tersebut karena mereka tentu harus membantu dalam mengerjakannya. Padahal tidak semua orang selalu berada di samping siswa karena kesibukan atau hal lainnya. Oleh karena itu sebaiknya guru tidak memberikan tugas-tugas yang harus melibatkan orangtua. Guru harus mempertimbangkan bahwa PR yang diberikan bisa dikerjakan secara mandiri oleh siswa.
- Memberikan Umpan Balik; PR yang baik adalah PR yang Ketika siswa sudah mengerjakannya dengan mudah dan kemudian diberikan umpan balik oleh gurunya. Tidak hanya dikoreksi bersama lantas diberi nila, namun guru bisa selalu memberikan umpan balik terhadap PR yang diberikan kepada setiap siswa. Umpan balik yang dimaksud bisa berupa perhatian pada masing-masing siswa dengan menanyakan soal mana yang mudah dan mana yang masih sulit dimengerti. Dengan begitu guru bisa membantu siswa yang kesulitan pada soal tertentu untuk dapat lebih memahami dan menguasai materi terkait soal yang dianggap sulit tersebut. Dan kemudian memperbaikinya, dan juga untuk membuat siswa mengetahui kelebihannya sehingga menjadikan siswa lebih percaya diri.
Dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang merupakan kewajiban siswa di rumah adalah salah satu contoh dalam tanggung jawab siswa. Akan tetapi jika pemberian PR kurang tepat, tentu dapat memberikan dampak buruk bagi siswa. Dampak negatif pekerjaan rumah memicu terjadinya pro kontra penghapusan pekerjaan rumah. Ada beberapa penelitian yang memang memberikan bukti bahwa PR memiliki manfaat diantaranya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Akan tetapi, ada juga penelitian yang menyatakan bahwa PR menjadi salah satu penyebab berbagai masalah kesehatan siswa.
Penelitian dari Stanford Graduate School of Education, AS mengungkapkan bahwa PR yang diberikan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan stress dan gangguan kesehatan pada siswa. Pemberian PR yang banyak dapat mengurangi waktu anak-anak untuk berkumpul dengan keluarga, teman dan mengikuti ekstrakurikuler yang diinginkannya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Etta Kralovec dan John Buell (2008). Mereka menyebutkan bahwa PR merupakan gangguan kebersamaan anak-anak dengan keluarga dan kehidupan sosialnya.
Nah, PR ternyata tidak selalu mendatangkan dampak negatif ketika didesain dengan tepat. Pemahaman guru terhadap kondisi siswa dan juga karakteristik siswa sangat berguna sebagai perkembangan saat merancang bentuk PR yang diberikan. PR tidak harus selalu berbentuk Latihan soal atau membuat essay. PR dapat diberikan dalam berbagai bentuk seperti membuat proyek atau melakukan pengamatan. Bukan masalah banyak sedikitnya PR atau sulitnya PR, tetapi seefektif apa PR yang diberikan pada siswa menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Memang bukan hal mudah ketika guru ingin memberikan PR kepada siswa, karena banyak faktor yang harus diperhatikan. Meski begitu tidak ada yang tidak mungkin bukan? Akan tetapi guru tetap bisa memberikan PR dengan ketentuan-ketentuan yang sudah dijelaskan di atas.
Sumber:
Robert J. Marzano, Jennifer S Norford, Dianae E Paynter. 2021. Handbook for classroom instruction that works. USA : ASCD
Xuetan Zhai, Fangyi Zhao, Ailing Qiao a. 2023. Research on the application of an interactive electronic homework system in mathematics curriculum for primary school students. Social Sciences & Humanities Open ; Contents lists available at ScienceDirect. www.sciencedirect.com/journal/social-sciences-and-humanities-open