GOPOS.ID – Ketua Umum (ketum) PSSI Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatannya dalam kongres tahunan di Bali, Minggu (20/1).
Usai mengumumkan secara resmi pemunduran dirinya, Edy sempat mencurahkan isi hatinya kepada para wartawan dan anggota kongres.
“Hanya orang-orang pengkhianat sama PSSI yang mau berbicara tanpa dasar PSSI. Saya pemaaf. Demi PSSI berjalan dan maju, makanya saya nyatakan, saya mundur dari Ketum PSSI,” kata Edy di hadapan peserta Kongres dan wartawan.
Posisi Edy memang belakangan disorot. Berbagai masalah yang membelenggu membuat Edy jadi perbincangan utama publik. Apalagi, Edy saat ini juga rangkap jabatan. Selain jadi ketum PSSI, dia jua menduduki posisi Gubernur Sumatera Utara.
Baca juga : Abu Bakar Ba’asyir Dibebaskan Tanpa Syarat
“Saya minta maaf, salam saya untuk seluruh rakyat Indonesia karena sampai tahun kedua ini saya tak bisa mewujudkan yang diinginkan. Banyak permasalahan selama saya memimpin, mulai suporter jadi korban, hingga pengaturan skor,” ungkap Edy.
Selama 32 tahun terlibat dalam organisasi PSSI, diakui Edy jadi yang tersulit.
“Mudah-mudahan siapapun yang jadi ketum PSSI orang-orang yang masuk surga, begitu berat saya rasakan,” papar dia.
Dia langsung menyerahkan bendera PSSI kepada Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. Usai pidato, Edy langsung meninggalkan arena kongres.
“Saya juga dikatakan tak punya rasa, jangan seperti itu, saya masih normal. Kemarin ketika mau jadi gubernur dicek kesehatannya, saya masih sehat. Saya dibilang buta tak punya hati, saya tak mau ada keributan,” tandas Edy.
Kongres Tahunan PSSI itu seketika dihentikan.
Edy menjabat sebagai ketua umum PSSI sejak 2016. Semestinya, Edy, yang juga gubernur Sumatera Utara itu, mengemban tugas sebagai orang nomor satu PSSI hingga 2020. (ndi/jpg/dtk)