GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo daerah pemilihan (Dapil) 4 meninjau langsung permukiman warga yang terdampak pengolahan limbah Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo. Peninjauan ini dilakukan saat reses masa sidang ketiga tahun 2025
“Kami turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi sebenarnya. Ini bukan hanya soal laporan, tapi menyangkut kebutuhan dasar masyarakat, yaitu air bersih,” ujar Syafrudin Junaidi, anggota DPRD Kota Gorontalo dari Dapil 4.
Menurut Samsudin Umar, salah seorang warga yang terdampak, air sumur yang selama ini menjadi sumber kebutuhan rumah tangga menjadi keruh dan berbau akibat limbah dari rumah sakit
Dari hasil tinjauan, sebanyak 13 kepala keluarga tercatat terdampak langsung. Samsudin menyebut pihak rumah sakit sebelumnya sempat menyalurkan air bersih sebagai bentuk tanggung jawab. Namun kini warga mendesak adanya solusi permanen.
“Ada dua opsi yang dibahas, antara pembangunan sumur bor atau pemasangan sambungan air bersih dari PDAM. Tapi saya pribadi berharap hanya sumur saya yang diperbaiki ,” ujar Samsudin.
Menanggapi hal itu, Pihak Rumah Sakit Aloe Saboe melalui Plt Direktur saat ditelfon oleh Aleg Dekot di lokasi mengatakan bahwa pihak rumah sakit akan bertanggung jawan dengan memberikan dua pilihan yaitu, pemasangan bor atau pemasangan PDAM baru yang tidak dipungut biaya namun per bulannya harus dibayar oleh masyarakat itu sendiri.
Namun, dengan opsi ini, ada masyarakat yang tidak sepakat dengan opsi yang diberikan oleh rumah sakit, oleh sebab itu, DPRD Khususnya Aleg Dapil 4 akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang akan dijadwalkan dalam waktu dekat. DPRD akan menghadirkan pihak rumah sakit, PDAM, serta perwakilan warga terdampak.
“Kami ingin persoalan ini segera menemukan titik terang. Rumah sakit bisa tetap beroperasi, tapi hak warga untuk hidup layak juga harus dijamin,” tutup Syafrudin. (Rama/gopos)