GOPOS.ID, LIMBOTO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo meminta petani agar tidak bergantung pada pupuk bersubsidi. Sebab pupuk nonsubsidi memberikan hasil/produksi yang signifikan dibanding menggunakan pupuk nonsubsidi.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Gorontalo, Jawardi Mamu, mengatakan jika para petani lahan basah ingin meningkatkan hasil panen, maka baiknya menggunakan pupuk non subsidi daripada pupuk subsidi.
“Karena hasil panen dan kwalitas beras dari pupuk bersubsidi dan non subsidi perbedaannya cukup signifikan,” ujar Jarwadi Mamu, Selasa (16/2/2021).
Jarwadi mengemukakan, jika para petani menggunakan pupuk non subsidi. Hasil panennya naik signifikan daripada menggunakan pupuk subsidi.
“Kualitas berasnya pun juga berbeda. Sebab pupuk non subsidi tersebut sudah saya uji coba pada demplot milik saya di Desa Hutabohu,” jelasnya.
Ketua Fraksi Partai Nasdem Kabupaten Gorontalo itu menjelaskan hasil panen dalam satu hektar mencapai 10 ton gaba kering jika menggunakan pupuk non subsidi. Sementara ketika menggunakan pupuk bersubsidi hasilnya pun hanya bisa mencapai 5 sampai 6 ton gabah.
“Untuk satu hektar saya mengunakan pupuk urea sebanyak 250 kilogram dan NPK Pelangi 375 kilogram. Hasilnya mencapai 10 ton gabah. Kalau pupuk bersubsidi hasilnya 5 ton lebih. Maka perbedaan hasil panen tersebut cukup jauh,” sambungnya.
Di samping itu, dia juga mengaku, perbedaan harga jual pupuk subsidi dengan non subsidi cukup jauh. Tapi perbedaan harga tersebut tidak terlalu berpengaruh. Sebab dapat ditutupi oleh hasil yang cukup memuaskan dari para petani.
“Harga pupuk urea non subsidi Rp 325.000 /50 Kg. NPK Pelangi dan Ponska Rp 375.000 /50 Kg. Sementara harga subsidi urea Rp 112.500 /50 Kg dan ponska Rp 115.00 /50 Kg,” tandasnya. (ramlan/gopos)