GOPOS.ID, GORONTALO – Secara morfologi, sebaran cagar budaya dan obyek yang diduga cagar budaya yang ada di dalam kota tua Gorontalo merupakan yang paling utuh di Pulau Sulawesi.
Mulai dari kawasan lapangan Taruna Remaja Gorontalo yang dikelilingi oleh bangunan masa Pemerintahan Hindia Belanda masih berjejer rapih dan difungsikan sebagai tempat tinggal, rumah sakit tentara, kantor pos, rumah kopi, pertokoan, perkantoran dan rumah jabatan.
Bangunan-bangunan yang mewakili gaya arsitektur zamannya ini memiliki pesona tersendiri sebagai lokasi pengembangan pariwisata di daerah ini.
Namun hingga saat ini potensi cagar budaya belum banyak banyak disentuh untuk pelestarian dan pemanfaatnya.
Hal ini mendorong Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menggelar diskusi terpumpun mengenal lebih dekat potensi cagar budaya di beranda Hotel Velberg, Kota Gorontalo, Kamis (10/09/2020).
Diskusi terpumpun ini juga sebagai sarana untuk penguatan pengusulan Geopark Gorontalo dari sisi culture heritage.
“Melalui diskusi potensi kota tua Gorontalo yang melibatkan banyak pihak ini semoga pengelolaannya semakin baik,” kata Rifli Katili, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.
Dalam diskusi ini sebagai pembicara menghadirkan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Gorontalo, M Nasir, Kepala Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah Budiyanto Sidiki, Kepala Dinas Pariwisata Kota Gorontalo Effendy Rauf.
Sejumlah peserta berasal dari Ikatan Arsitek Indonesia, Jurusan Arsitektir Universitas Negeri Gorontalo, Komunitas Gorontalo Tanah Pusaka. Himpunan Pramuwisata Indonesia, Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), Lembaga Adat Kota Gorontalo, pelaku industri pariwisata , Bappeda Kota Gorontalo dan para arkeolog. (rls/adm-01/gopos)