GOPOS.ID, GORONTALO – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat ada 24 kasus kematian akibat penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Gorontalo.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S Otoluwa menjelaskan, kasus DBD di daerah ini mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun 2024 yang tertular virus aedes aegypti ini sebanyak 2.449 orang dengan 24 kasus diantaranya meninggal dunia.
Angka ini menunjukkan kenaikan yang cukup drastis dibandingkan tahun 2023, dimana tercatat 716 penderita dan 7 kematian. Sementara itu, pada bulan Januari 2025 saja tercatat ada 92 kasus dan satu kematian.
“Kami melihat adanya lonjakan kasus DBD yang cukup mengkhawatirkan. Faktor cuaca, lingkungan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan menjadi penyebab utama meningkatnya kasus ini,” kata Anang saat ditemui gopos.id, belum lama ini.
Anang menguraikan, penularan DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Bone Bolango sebanyak 631 kasus dan 8 kematian. Disusul Kabupaten Gorontalo senyak 597 kasus, 11 kematian.
Selanjutnya Kabupaten Pohuwato dengan 393 kasus dan 1 kematian. Kabupaten Boalemo 389 kasus, Kota Gorontalo ada 269 kasus, 3 kematian. Terakhir Kabupaten Gorontalo Utara ada 170 kasus dan 1 kematian.
“Iklim yang tidak menentu, termasuk curah hujan tinggi, menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, vektor utama penyebaran virus Dengue. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya kasus DBD,” katanya.
Anang pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan penularan penyakit DBD.(Sari/gopos)