GOPOS.ID, GORONTALO – Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, Frista Iin Wahyuni memastikan bahwa donasi yang dikumpulkan pihak UBM terhadap mahasiswa murni untuk kegiatan kemanusiaan dalam penanganan Covid-19.
Pihak UBM Gorontalo tidak pernah melakukan pungli yang tak mendasar dari setiap kegiatan Civitas.
Sebab menurut Frista bahwa setiap tahunnya kegiatan di bulan ramadan di UBM selalu berjalan dengan melibatkan partisipasi rektorat, dosen dan juga mahasiswa.
“Program ini adalah program yang rutin kita lakukan sejak tahun 2008. Tujuannya membangun kohensi dan kepekaan sosial mahasiswa. Sebagai salah satu aspek penting yang perlu dibangun di lembaga pendidikan. Untuk itu, saya tegaskan bahwa program ini adalah program resmi kemahasiswaan, yang peruntukannya saat ini untuk membantu yang kurang mampu. Apalagi di tengah wabah Covid-19 yang terjadi di bulan ramadan ini,” ucap Frista.
Menurutnya bahwa di UBM Gorontalo terdapat dua program kemahasiswaan yang wajib dijalankan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif. Yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam pertemuan-pertemuan ilmiah seperti seminar, simposium dan lain-lain. Serta program bantuan sosial yang sifatnya setahun sekali di bulan ramadan. Termasuk buka puasa bersama.
“Terkait dengan ketidakikutsertaan mahasiswaan dalam Ujian Akhir Semester (UAS) karena tidak berpartisipasi dalam donasi tersebut itu tidak benar. Sebab sejak tahun 2008 hingga saat ini, tidak pernah ada kasus mahasiswa tidak berpartisipasi dan dibatalkan keikutsertaan dalam UAS,” jelasnya.
Dikatakan Frista bahwa UAS adalah kegiatan akademik, sedangkan program ramadan adalah program kemahasiswaan.
“Jadi tidak relevan dihubungkan satu dengan lainnya. Bagi mahasiswa yang kurang mampu dan hanya mampu berpartisipasi dengan besaran tertentu bisa mengkonfirmasi keadaan dirinya kepada program studi masing-masing. Dan kami memaklumi akan hal ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo, Azis Rachman menyesalkan adanya informasi sepihak terkait dengan pungli di tubuh UBM Gorontalo.
Sebab setahu dia, bahwa kegiatan di bulan ramadan 1441 H tahun ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Adapun dana yang Rp 100ribu per mahasiswa dikatakan Azis bahwa dana tersebut sebagai kontribusi dan partisipasi mahasiswa.
Selain itu berbagai pihak juga memberikan sumbangannya antara lain Yayasan dan Dosen serta pihak lain untuk bersama-sama mencari kemaslahatan untuk meraih kemuliaan bulan bulan ramadan.
Biaya Rp 100ribu yang dikenakan ke mahasiswa tidak bersifat memaksa. Dan kegiatan itu resmi merupakan kegiatan Kemahasiswaan yang di Koordinir oleh Bidang Kemahasiswaan sehingga penetapan partisipasi bukan pungutan liar.
Tetapi merupakan pembayaran resmi telah diatur dan sepakati dalam rapat pimpinan selanjutnya ditetapkan melalui Surat Edaran Nomor : 100/UBM/KM/IV/2020 Tanggal 24 Februari 2020 atau sebelum wabah Covid-19 melanda Gorontalo.
“Kegiatan Sosial kali ini telah diprogramkan menjadi dua program kegiatan social yakni. Yakni Memberikan Buka Puasa kepada anak-anak yatim/piatu yang akan dilaksanakan dipanti asuhan dan kegiatan lainnya. Kedua, membantu masyarakat (kaum dhuafa) yang terdampak Covid-19, yang nanti lokasinya akan diserahkan kepada setiap kelompok mahasiswa yang menjadi motor dan penggerak kegiatan social tersebut,” jelas Azis. (andi/gopos)