GOPOS.ID, LABUAN BAJO – Tepat sepekan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 10-11 Mei 2023, berlalu. Tak ada lagi kendaraan tempur TNI, pun personel gabungan yang memadati jalan-jalan dalam kota Labuan Bajo.
Pengalihan jalan di sepanjang jalur Soekarno-Hatta Marina Labuan Bajo tidak lagi berlaku dan aktivitas lalu lintas di traffic light kembali normal. Seketika, suasana riuh sejak awal Mei 2023, kini tak lagi terasa. Aktivitas Kota Labuan Bajo yang cukup terik, kini kembali normal.
Menilik kembali ke belakang, persiapan rangkaian KTT Ke-42 ASEAN telah dimulai beberapa bulan terakhir. Dimulai dari kedatangan Presiden Joko Widodo untuk meresmikan Jalan Golo Mori-Labuan Bajo KM 16 dan peninjauan MICE Golo Mori pada 14 Maret 2023, sampai kedatangan terakhir Presiden saat liburan Lebaran pada 22 April 2023. Menyusul setelah itu, para menteri juga berkunjung untuk melihat persiapan Labuan Bajo sebagai tuan rumah pertemuan para kepala negara ASEAN selama 2 hari.
Memasuki awal Mei 2023, kota Labuan Bajo yang tidak terlalu ramai, tiba-tiba serasa seperti Ibu Kota Jakarta. Jalanan yang sempit sering kali menjadi macet karena pengalihan jalur. Belum lagi bunyi pesawat yang masuk-keluar dari Bandar Udara Labuan Bajo yang letaknya berada di tengah kota. Aparat pengamanan, baik TNI, Polri, maupun Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Manggarai Barat yang ada di setiap sudut jalan, menjadi pemandangan yang biasa. Labuan Bajo, kala itu, menjadi kota yang hidup 24 jam.
Penetapan Labuan Bajo sebagai tuan rumah suatu kegiatan internasional telah mengubah sejenak aktivitas ekonomi masyarakat di kota kecil ini. Kurangnya akomodasi untuk 3.000-an tamu justru membawa berkah karena malah menjadikan rumah-rumah warga sebagai tempat menginap.
Jasa layanan makanan pun menerima banyak pesanan. Belum lagi penggunaan mobil-mobil untuk kelancaran transportasi selama kegiatan. Tiga sektor ini: akomodasi, layanan makanan, dan transportasi telah menjadi sektor paling “sibuk” dari perhelatan akbar internasional ini.
Akomodasi
Penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN telah memberikan efek berganda bagi layanan akomodasi penginapan yang telah penuh terpesan.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyebut jumlah kamar termasuk hotel bintang, homestay, dan rumah warga mencapai 1.695 ruang telah terpakai. Namun angka tersebut tidak mencakup fasilitas yang tidak tercatat dan menggunakan fasilitas bersama seperti lapangan dan sekolah.
Beberapa manajemen hotel berbintang di Labuan Bajo pun mengatakan tingkat hunian kamar atau okupansi hotel telah mencapai 100 persen terhitung tanggal 5 Mei sampai 12 Mei 2023.
Pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Matheus Siagian, merasakan berkah dari penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN itu. Akomodasi hotel yang dia siapkan telah terisi penuh selama 5 hari dan hal itu menjadi angin segar bagi dunia pariwisata khususnya usaha perhotelan atau homestay pascapandemi COVID-19.
Kesuksesan KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo diharapkan dapat menjadi pemicu semangat para pelaku usaha untuk terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan kepada para tamu yang datang.
Ungkapan keberkahan juga disampaikan oleh M Rupik atau akrab disapa Pakde yang menyewakan rumahnya untuk menjadi tempat menginap para wartawan dari Jakarta. Di tengah kurangnya akomodasi berupa hotel yang disiapkan, rumah-rumah warga ternyata juga bisa disiapkan dengan baik untuk menerima para tamu yang datang.
Ia menyiapkan tiga kamar yang telah diisi dengan kasur dan pendingin ruangan. Fasilitas rumah itu yakni kamar mandi, air minum, dan dapur. Dia menyewakan rumahnya dari tanggal 3 Mei sampai 12 Mei 2023 dengan tarif Rp35 juta.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina berujar jumlah kebutuhan kamar dalam kegiatan internasional yang telah berlalu itu sebanyak 1.721 kamar. Diakuinya akomodasi di Labuan Bajo terbilang masih kurang.
Namun, BPOLBF optimistis kekurangan itu bisa segera teratasi karena dalam waktu dekat telah tercatat sekitar 2.000-an kamar direncanakan untuk dibangun di Labuan Bajo.
Peluang juga terbuka lebar bagi masyarakat yang tertarik untuk menjadi pelaku akomodasi. BPOLBF pun siap untuk memfasilitasi pelatihan dan penyiapan kapasitas pengelolaan sehingga pelayanan tetap prima dan sesuai standar yang ada.
Layanan makanan
Selain akomodasi, salah satu sektor yang “panen” pada KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo adalah layanan makanan. Beberapa penyedia jasa makanan di Labuan Bajo merasakan dampak kenaikan pendapatan dari hasil usaha makanan yang diberikan selama kegiatan internasional itu.
Rensi Wea, warga Labuan Bajo sehari-hari bekerja sebagai penjual makanan tradisional, ​​​​​​selalu dilibatkan untuk membuat kue tradisional atau olahan makanan lokal saat kegiatan kementerian/lembaga di Labuan Bajo. Dalam keadaan normal, ia bisa mendapatkan Rp700 ribu sampai Rp1 juta per hari dari jualannya itu.
Namun, selama KTT Ke-42 ASEAN, ia menangguk peningkatan pendapatan. Rensi dilibatkan untuk menyediakan 135 nasi kotak dan kue per hari. Dia membanderol pesanan nasi kotak dengan kisaran harga Rp35 ribu sampai Rp50 ribu per kotak, sedangkan kue dengan harga Rp10 ribu per kotak.
Setiap hari Rensi ditemani dua adiknya bangun pukul 03.00 WITA untuk menyiapkan makanan. Mereka memakai penutup kepala, sarung tangan, dan celemek untuk menjaga kebersihan makanan. Dapur pun selalu dibersihkan sebelum memasak.
Dari tanggal 1 Mei sampai 13 Mei 2023 pun, dia bisa meraup untung hingga Rp70 juta rupiah. Angka ini mengalami kenaikan sekitar Rp5 juta per hari dibanding hari biasa.
Hal senada juga disampaikan oleh Patrick Domal dari Thirteen Chicks Labuan Bajo yang menyediakan ratusan nasi kotak bagi para anggota Polri yang bertugas selama KTT Ke-42 ASEAN. Setiap pagi, makanan yang telah dia siapkan terlebih dahulu harus dikirim ke laboratorium untuk test food. Apabila lolos, maka makanan itu dapat didistribusikan kepada para anggota Polri.
Meski tak menyebut nominal besaran pasti keuntungan yang dia peroleh, Patrick   mendapatkan keuntungan hingga belasan juta. Tak hanya itu, KTT Ke-42 ASEAN juga memberi dampak bagi pembukaan lapangan kerja baru. Dalam kegiatan 2 minggu itu, dia berhasil menyerap 47 tenaga kerja dari biasanya hanya 15 orang saja.
Transportasi
Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo merupakan organisasi yang merasakan dampak langsung dari KTT ke-42 ASEAN. Awstar Labuan Bajo memiliki 325 anggota dan hampir 95 persen anggota ambil bagian sebagai pengemudi dalam kegiatan itu. Mereka terlibat sejak tanggal 26 April sampai 14 Mei 2023.
Ketua Awstar Labuan Bajo, John Dacosta, mengatakan para pelaku jasa transportasi itu telah melayani para pejabat negara seperti menteri, lalu petinggi instansi pengamanan, panitia, dan tim media. Keterlibatan Awstar telah dimulai sejak awal survei kegiatan, lalu pada tahap persiapan, hingga puncak kegiatan.
KTT Ke-42 ASEAN telah memberikan dampak positif bagi para pengemudi. John menyebut setiap pengemudi yang melayani tamu bisa mendapatkan pemasukan dengan kisaran Rp4 juta sampai Rp7 juta dalam rentang waktu kegiatan KTT itu. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan perolehan harian pada keadaan normal yang berkisar dari Rp500 ribu sampai Rp1 juta saja.
Pengemudi lainnya yang terlibat dalam kegiatan itu juga menyampaikan hal senada. Sony, misalnya, membawa tim media dari Jakarta. Dia bisa mendapatkan untung Rp7,8 juta selama enam hari kegiatan.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh sesama rekannya, Nanu yang menyebut mendapatkan Rp15 juta dalam kegiatan tersebut. Jumlah tersebut terbilang tinggi, karena sebelumnya dia hanya mampu mendapatkan Rp10 juta per bulan.
Apresiasi Pemerintah
Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut, mengatakan penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN harus menjadi hal yang disyukuri oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Pemilihan daerah pariwisata super prioritas ini oleh Presiden Joko Widodo telah memberi dampak positif bagi dunia pariwisata.
Kegiatan tersebut membawa efek berganda pada semua sisi perekonomian masyarakat. Dampak yang diberikan sangat terasa oleh usaha akomodasi baik hotel, homestay, rumah warga, juga restoran, jasa transportasi, dan suplai makanan yang dibutuhkan oleh tamu.
Kegiatan itu pun dinilainya menciptakan perputaran ekonomi yang berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat. Event internasional itu pun dijadikan sebuah ajang promosi untuk membuat Labuan Bajo semakin terkenal sehingga meningkatnya jumlah kunjungan ke sana.
Selanjutnya, tugas pemerintah daerah adalah membenahi segala infrastruktur pendukung dan sumber daya manusia khususnya pada sektor pariwisata. Pemerintah daerah memiliki strategi untuk memaksimalkan potensi alam dan budaya yang menjadi jualan bagi para wisatawan yang datang.
Pasca-KTT Ke-42 ASEAN diharapkan kunjungan ke Labuan Bajo bisa mencapai 300-400 ribu kunjungan tahun 2023 ini.
Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan resminya mengatakan KTT ke-42 ASEAN telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Rangkaian kegiatan untuk pertemuan para kepala negara ASEAN itu memberikan dampak, antara lain, destinasi wisata terbangun, UMKM berdaya, dan event menjadi kekuatan tersendiri sebagai sarana promosi untuk menarik wisatawan datang berkunjung.
Posisi Keketuaan Indonesia di ASEAN mendapat respons positif. Berdasarkan survei internal, ada 64 persen responden yang menilai KTT Ke-42 ASEAN 2023 terselenggara dengan baik, sebanyak 87,6 persen responden yang mengatakan akan berkunjung kembali ke Labuan Bajo, dan 80 persen responden yang akan merekomendasikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata saat ke Indonesia.
Semua pemimpin negara ASEAN terpukau dan menyanjung keindahan alam di Labuan Bajo. Oleh karena itu, mereka tertarik mengajak lebih banyak wisatawan dari negaranya.
Atau, mereka sendiri ingin kembali ke Labuan Bajo. (Antara)