GOPOS.ID, GORONTALO – Puncak peringatan HUT Provinsi Gorontalo ke-21, menjadi begitu mengharu biru ketika pimpinan OPD dilingkup Provinsi Gorontalo, bicara soal kesan dan pesan selama sembilan tahun bekerja bersama Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Kesan dan pesan sederhana ini, disampaikan beberapa pimpinan perwakilan kepala badan, kepala dinas maupun kepala biro, serta Sekdaprov Gorontalo pada malam acara ramah tamah evaluasi capaian pelaksana program Pemprov Gorontalo di tahun 2021, Senin malam (6/12/2021) di resto Miranti Indah, Kabila.
“Banyak hal-hal yang sudah di torehkan, prestasi yang diraih selama kepemimpinan pak gubernur bersama wagub Idris Rahim. Pak gubernur itu punya prinsip, kalau bisa satu langkah selesai program ini, kenapa harus 10 langkah? Ini yang kita pegang sekali. Saya bersama teman-teman OPD banyak belajar dari beliau, tidak hanya memerintah tapi ikut turun tangan bersama-sama,” ungkap Sekdaprov Darda Daraba mengawali pesan dan kesan malam itu.
Selain Darda, Kepala Badan Keuangan Daniel Ibrahim juga bercerita soal sosok Rusli Habibie. Daniel mengaku sudah mengenal Rusli sejak masih berkecimpung sebagai pengusaha dan belum bergabung di dunia politik. Pada zaman kepemimpinan gubernur waktu itu (Gusnar Ismail), beberapa kali ia harus bertemu dengan Rusli. Tapi menurutnya hingga saat ini, tidak ada yang berubah dari keramahan seorang Rusli
“Saya susah menjadi bendahara gubernur sejak kepemimpinan pak Gusnar Ismail. Ketika pak Rusli yang diberi kesempatan menjadi gubernur, banyak teman-teman yang berkata waktu itu siap siap Daniel, kepengurusan semua akan diganti. Yah saya anggap wajar, kan pimpinan baru, jajarannya juga harus baru. Tapi alhamdulillah tidak, pak gubernur tetap pilih saya jadi bendahara, bahkan saya sudah lama jadi pegawai di pemprov, nanti beliau yang mempromosikan saya. Pak gubernur waktu itu cuma bilang ke saya, loyalah siapapun pimpinan mu, itu yang saya ingat sampai sekarang,” ucapnya.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Daerah, Badan Promosi Pariwisata Lakukan Promosi Karawo
Lain Daniel, lain pula Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Budi Sidiki. Budi bercerita ada satu usulan gubernur yang sempat dia ragu melakukannya yaitu terkait pinjaman dana PEN. Budi yang dikenal sebagai sosok anti pinjaman di kantornya, menjadi begitu dilema ketika gubernur memerintahkan untuk memperjuangkan dana PEN.
Tapi lagi-lagi pikirannya di patahkan. Ketika mendengar untuk apa dana PEN ini nanti digunakan, tanpa berpikir lagi sebagai kepala Bappeda dia turun langsung mengurusnya dan berhasil
“Tapi saya selalu melihat bahwa sami’na wa athona adalah bagian dari ketaatan. Saya taat kepada atasan insyaallah disitu ada keberkahan. Sekali lagi terimakasih pak gubernur, mudah-mudahan lewat dana PEN yang pasti bermanfaat ini, karena dari pinjaman ini tidak ada satupun yang ditujukan kepada kepentingan sia – sia utamanya untuk membangun rumah sakit,” kata Budi
Hal senada disampaikan pula oleh Kepala Biro Ekonomi Sagita Wartabone, dan juga Kepala Dinas Kominfotik Masran Rauf.
Momen yang paling diingat oleh Sagita adalah ketika Rusli memerintahkan untuk semua pegawai wanita di Gorontalo harus memakai jilbab.
Dirinya yang mengaku saat itu belum siap (berhijab), merasa aturan ini berlebihan karena berhijab adalah kesadaran diri masing-masing. Tetapi justru ini menjadi titik baliknya. Istiqomah sampai sekarang tidak lain tidak bukan ada campur tangan gubernur Rusli.
“Kalau saya pribadi pak gubernur yang paling muda di jajaran eselon 2. Saya merasa awal awalnya bingung. Tapi berkat bimbingan pak gubernur, beliau katakan bekerja sesuai tupoksimu, karena saya tidak butuh orang pintar, tapi butuh orang loyal di sini. Itu pesan yang saya ingat sampai saat ini,” tutur Masran
Menanggapi semua itu secara khusus gubernur Rusli meminta maaf jika selama sembilan tahun memimpin bersama Wagub Idris Rahim ada salah dan khilaf. Ia juga berterimakasih kepada seluruh jajaran pimpinan OPD yang tidak pernah lelah bekerjasama dan bekerja keras untuk kepentingan masyarakat Gorontalo. (adm-01/gopos)