GOPOS.ID, GORONTALO – Biaya Program kuliah orientasi yang dilaksanakan oleh Universitas Bina Taruna (UNBITA) Gorontalo akan dilaksanakan untuk peningkatan kompetensi mahasiswa di empat kota di Pulau Jawa.
Wakil Rektor II UNBITA Gorontalo, Tety Thalib, S.AP., M.Si mengatakan biaya sebesar Rp10 juta itu sudah dibicarakan terlebih dahulu bersama-sama dengan mahasiswa untuk program orientasi. Dimana peruntukannya akan kembali ke mahasiswa itu sendiri dalam bentuk untuk program mata kuliah wajib karena terkait biaya pendukung perjalanan kuliah orientasi.
“Tujuannya adalah untuk meningkatan kompetensi, wawasan berpikir, pengalaman mahasiswa dan pelaksanaan mbkm juga pencapaian iku perguruan tinggi,” ujar Tety Thalib.
Menurut Tety, program ini telah disampaikan sejak awal kepada mahasiswa dan orang tua saat awal masuk perguruan tinggi, dan itu dapat diterima secara rasional oleh mahasiswa dan orang tua mereka. Namun belakangan ada mahasiswa yang merasa keberatan dengan program tersebut.
Untuk pembiayaan sebesar Rp 10juta itu, berdasarkan estimasi perjalanan kegiatan yang telah dirapatkan oleh pihak kampus.
“Untuk biaya program ini kami rasa sudah sesuai dengan rute perjalanan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa yang meliputi 4 kota dan kegiatan privat bahasa inggris. Adapun kota yang akan di kunjungi Surabaya, Malang, Jogja, dan Kediri dengan mengcover tiket pesawat Pulan Pergi, makan selama 2 minggu, hotel, biaya kursus privat selama 1 minggu, makan dilokasi, loundry, kaus, travel bag, transportasi kunjungan resmi ke beberapa kampus ternama, tour ke tempat wisata,” kata Tety menjabarkan.
Pihak kampus juga telah memberikan keringanan pembayaran dengan model cicilan. Yaitu pembayaran dicicl dari bulan Februari selama 4 kali cicilan. Jika dihitung secara rinci biaya tersebut tergolong murah untuk kegiatan selama dua pekan di pulau Jawa.
“Bahkan kami memperpanjang pembayaran sampai tanggal 15 Juni 2023, hal ini bagian dari kebijakan untuk meringankan mahasiswa dan orang tua agar mahasiswa bisa mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.
Tety mengatakan, pihak kampus juga memahami kondisi orang tua yang memiliki latar belakang dan kemampuan finansial yang berbeda. Untuk itu kata dia, bagi mahasiswa yang tidak bisa mengikuti tahun ini dan sudah melakukan pembayaran (panjar) diberikan kesempatan mengikuti tahun depan dan dana tidak hangus.
“Kami rasa hal ini tidak merugikan orang tua (tidak memaksa),” ujarnya.
Dirinya menjabarkan bahwa dari total 162 orang mahasiswa peserta kuliah orientasi, sudah 95 persen yang melakukan pelunasan pembayaran. Hal ini menunjukan program ini tidak bermasalah dan semua setuju.
“Kami pastikan yang menjadi isu keluhan orang tua itu merupakan tanggungjawab dan pilihan orang tua itu sendiri. Dan yang kami sayangkan orang tua tidak pernah membangun komunikasi dengan pihak kampus,” sebutnya.
Dirinya ikut menyampaikan bahwa selama program ini berlangsung tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah hanya karena program kuliah orientasi.
Bahkan program ini memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa dan institusi, dalam hal ini membangun kolaborasi dengan kampus-kampus besar di pulau jawa dan mahasiswa mendapatkan ilmu, pengalaman pada saat kegiatan kuliah orientasi ini.
“Hal ini disampaikan oleh mahasiswa yang sudah mengikuti kegiatan ini di jakarta bandung. Dengan kegiatan ini mereka mendapatkan pengetahuan baru, bertemu dengan dosen-dosen ternama bahkan penulis buku yang tentunya ini merupakan pengalaman pertama kami, kegiatan ini harus terus dilanjutkan agar adik-adik tingkat bisa merasakan manfaatnya, apalagi tahun ini kami dengar ada kursus privat bahasa inggris di kampung inggris yang memang dibutuhkan oleh mahasiswa, kami salut pada institusi yang berinovasi menambah 1 program kegiatan penting pada kuliah orientasi ini,” tandasnya. (muhajir/gopos)