GOPOS.ID, GORONTALO – Provinsi Gorontalo masih belum keluar dari daftar daerah dengan presentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, presentase penduduk miskin di Gorontalo pada periode Maret 2022 sebesar 15,42 persen.
Besaran presentase penduduk miskin di Gorontalo menyebabkan daerah penghasil jagung terbesar ini berada pada urutan ke-5 sebagai daerah dengan presentase penduduk termiskin di Indonesia. Adapun komoditi penyumbang garis kemiskinan di Gorontalo adalah beras dan rokok.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif mengatakan, tingginya pengeluaran penduduk untuk kebutuhan beras dan rokok adalah salah satu pemicu tingginya garis kemiskinan di Gorontalo.
Menurutnya, beras menjadi komoditi teratas penyumbang kemiskinan baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 21,90 persen di perkotaan dan 25,45 persen di perdesaan. Sedangkan Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan, yaitu sebesar 14,07 persen di perkotaan dan 15,41 persen di perdesaan.
“Tingginya angka konsumsi rokok diikuti dengan kenaikan harga rokok ini meyebabkan rokok menjadi salah satu penyumbang tertinggi. Selain itu masuk kategori makanan adalah minyak goreng minyak goreng. Kenaikannya di dari September kemarin trend-nya lebih tinggi dibandingkan yang 6 bulan sebelumn,” ujar Mukhanif.
Baca juga: Gorontalo Kembali Masuk Lima Termiskin di Indonesia
Sedangkan pada sektor non makanan pada garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan dipengaruhi oleh perumahan, yaitu masing-masing sebesar 9,73 persen dan 7,72 persen.
Komoditi lainnya adalah bensin yaitu memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan yaitu sebesar 2,22 persen di perkotaan dan 4,48 persen di perdesaan.
“Selanjutnya posisi ke tiga sampai dengan ke lima di perkotaan meliputi listrik (2,12 persen), pendidikan (1,86 persen), dan perlengkapan mandi (1,35 persen). Sedangkan di perdesaan meliputi perlengkapan mandi (0,90 persen), listrik (0,85 persen), dan pendidikan (0,79 persen),” ujarnya. (muhajir/gopos)