GOPOS.ID, LIMBOTO – Belum lepas dari ingatan kita soal perilaku anak-anak Gorontalo tepatnya di wilayah Limboto, Kabupaten Gorontalo yang asyik memainkan aplikasi tik-tok di dalam masjid saat salat Tarawih di bulan ramadan kemarin.
Nah kali ini beredar video yang berlokasi diduga di Kabupaten Gorontalo, anak-anak remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) sedang asyik mengirup lem di dalam kamar.
Jumlah mereka sebanyak enam orang. Dengan percaya dirinya mereka mengirum lem ditambah dengan alunan musik. Hal ini kemudian beredar luas. Videonya hampir mengisi beberapa laman media sosial. Di dalam video yang berdurasi 20 detik tersebut, sudah ditonton ribuan orang dan sudah tersebar di aplikasi WhastApp dan Facebook.
Informasi yang berhasil dirangkum gopos.id, kejadian itu dilakukan pada Rabu, (19/06/2019). Dalam video yang diperankan oleh enam siswi ini terlihat mereka sedang asyik menghirup lem alias ehabon yang dikemas dalam kaleng.
Pihak sekolah saat dimintai keterangan terkait dengan kejadian itu membenarkan bahwa ke enam siswa itu berasal dari sekolah mereka di wilayah Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Baca juga : Pemuda Parlente, 13 Kali Gagahi Tiga Bocah, Diciduk Polisi
“Saat ini dari pihak sekolah sudah melakukan upaya dengan mengundang orang tua para siswi ini. Kemudian sudah kami konfirmasi dengan pihak Dinas pendidikan, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gorontalo dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Upaya kita dalam menagani persoalan ini untuk membina mereka agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini,” Irwan kepala sekolah dimana siswa tersebut mengeyam pendidikan.
Dijelaskannya bahwa dari enam siswi tersebut, lima siswi sudah berada di kelas VIII (Delapan) dan satu siswi berasal dari kelas VII (tujuh).
“Awalnya kami tidak tahu kalau itu mereka. Ketika sudah ramai di medsos kami mengenali ternyata itu siswi kami. Kejadian itu dilakukan di luar jam sekolah,” bebernya.
Menurut Irwan bahwa sekolah sendiri selalu menghidari siswa-siswinya dari perbuatan menyimpang. Bahkan setiap hari para peserta didik selalu dibekali dengan penyampaian hal positif serta menjaga nama baik sekolah. Baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
“Mereka di sekolah perilakunya baik, namun di luar sekolah kami tidak menyangka seperti ini. Pihak sekolah akan berusaha bagaimana caranya siswi tidak lagi mengulangi perbuatan mereka,” tandasnya.(Isno/gopos)