GOPOS.ID, GORONTALO – Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pasca laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) turut mengundang rasa duka jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo. Sebagai ungkapan belasungkawa, Polda Gorontalo menggelar salat ghaib untuk mendoakan korban yang meninggal dunia dalam tragedi tersebut, Senin (3/10/2022).
Salat ghaib untuk korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan berlangsung di Masjid Ad-Zikra Polda Gorontalo. Salat ghaib diikuti oleh Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Helmy Santika, S.H., S.I.K., M.Si bersama pejabat utama Polda Gorontalo, dan pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Gorontalo. Turut hadir pula para tokoh agama, pimpinan organisasi kemasyarakat, serta mahasiswa. Salat ghaib diawal salat ashar berjemaah. Kemudian dilanjutkan ceramah agama oleh Ustadz Al-Habib Salim Bin Abdurahman Al Jufri,Lc. Salat ghaib diakhiri tahlil serta doa bersama.
Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Helmy Santika, menyampaikan keprihatinan serta ungkapan duka atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Peristiwa tersebut sangat memilukan, sekaligus menjadi pukulan yang berat bagi bangsa Indonesia.
“Bangsa kita tengah berupaya bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19 yang telah memakan banyak korban jiwa, kini kita dihadapkan pula oleh tragedi yang terjadi di Kabupaten Malang,” kata Helmy Santika.
Baca juga: Pasang Lilin hingga Doa Bersama, Pemuda Gorontalo Berkabung Tragedi Kanjuruhan
Helmy mengatakan, sebagai umat beragama harus disadari bila segala sesuatu di dunia ini telah diatur oleh Allah SWT. Manusia hanya bisa merencanakan dan menjalankan, namun kembali kepada Allah SWT yang menentukan.
“Kita memohon doa kepada Allah SWT semoga para korban yang luka dapat segera disembuhkan dan berkumpul kembali bersama keluarga. Sementara korban yang meninggal dunia semoga Allah SWT memberikan tempat yang layak di sisi-Nya. Keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Helmy.
Lebih lanjut Helmy menyampaikan, peristiwa Kanjuruhan menjadi pembelajaran semua pihak untuk saling menginstropeksi diri untuk persebakbolaan di masa yang akan datang.
“Penting untuk menjaga sportivitas dan menjaga keikhlasan dalam menjadi suporter ataupun (pihak keamanan) dalam hal bertugas menjaga keamanan. Semoga ini semua jadi titik balik bagi dunia sepakbola kita untuk kembali berbenah demi mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang,” kata Helmy.(hasan/gopos)