GOPOS.ID, GORONTALO – Sempat tenar dengan joget India Chaiya Chaiya pada 8 tahun silam. Norman Kamaru sempat jarang terdengar lagi. Mantan Anggota Brigade Mobile (Brimob) Polda Gorontalo itu jarang lagi tampil di publik.
Namun beberapa hari terakhir, nama Norman Kamaru kembali ramai diperbincangkan di kalangan warga nitizen. Itu setelah pria kelahiran 35 tahun silam buka suara terkait pemecatan dirinya pada 8 tahun silam. Pengakuannya itu lantas diunggah ke youtube melalui kanal Norman Kamaru Channel.
Dalam video berdurasi sekitar 18 menit itu, Norman mengawali alasan dirinya buka-bukaan tentang pemecatan dirinya. Yakni adanya pemberitaan media online nasional tentang pemecatan enam angggota Polres Jakarta Utara (Jakut). Dalam isi berita itu, Kapolres Jakut Budhi Herdi Susianto mencotohkan Norman Kamaru sebagai Polisi yang melupakan identitasnya.
“Mohon maaf Pak, bila tak tahu ceritanya jangan bawa nama saya lah Pak… Mohon maaf sekali ya Pak,” kata Norman di awal cerita.
Menurut Norman, video Chaiya Chaiya masuk di Youtube bukan kemauan dia. Dan dia tak ada niat menjadi artis. Ataupun menjadi terkenal.
“Setelah video itu booming, saya muncul di tv. Di acara ini, acara itu, bla…blu…bla..,” beber Norman.
“Itu semua bukan keinginan saya pribadi. Itu semua perintah… perintah… perintah… ingat itu perintah, nggak mau ada saya sendiri… nggak ada,” sambung Norman.
Setelah video Chaiya Chaiya booming, Norman merasa agak aneh. Dirinya sudah jarang ikut apel. Susah pulang ke rumah bahkan hari libur pun susah untuk pulang ke rumah.
Baca juga : Pria Pengeksploitasi Anak Korban Gempa Jadi Kurir Narkoba Terancam Dihukum Mati
Menurut Norman, pada saat dirinya diundang untuk mengisi acara Hitam Putih yang dipandu Deddy Corbuzier dirinya sudah meminta izin ke Kapolda dan Kasat-nya. Bahkan Norman mengaku, manajemennya dari Jakarta ikut ke Gorontalo untuk meminta izin.
“Dikasih izin. Dan perintahnya Kapolda saya harus didampingi anggota. Dan waktu itu yang dampingi ditunjuk angkatan saya sendiri. Namanya Joko. Tiba saat berangkat, surat izin saya tak dikasih. Tapi surat izin yang ngawal saya dikasih,” tutur Norman.
Meski tak mengantongi izin, Norman tetap berangkat ke Jakarta untuk mengisi acara Hitam Putih. Pada saat itu Norman kemudian ditangkap.
“Saya diam aja. Saya tidak dikasih untuk di-BAP sesuai keterangan saya. Harus sesuai keterangan Kasat. Harus sesuai keterangan Kasat. Ya sudah saya khan anak buah, saya ikut,” ujar Norman.
Setelah di-BAP, Norman lantas pulang ke Gorontalo. Di Gorontalo, Norman mengaku tak diberi izin untuk pulang ke rumah. Di waktu libur pun tak dizinkan pulang ke rumah.
“Mau saya itu cuma satu. Seperti polisi biasa. Tugas seperti biasa. Pulang rumah di hari libur, Sabtu-Minggu. Ya, seperti biasa… Normal.. Tapi nggak pernah dikasih. Ini perintah,” cerita Norman.
Baca juga : 90’s D.O.W.N Party Rilis Debut EP “Tough Enough”
“Saya hanya disuruh tinggal di rumah Kasat. Bangun lihat orang apel pagi, apel siang. Karena tidak ada kerjaan, ya tidur lagi,” sambung Norman.
Menurut Norman, dirinya baru memiliki aktivitas ketika ada infotaiment atau orang yang ingin berfoto bersama. Rutinitas itu membuat Norman senantia curhat ke atasannya. Sehingga ia dan atasannya mengajukan pindah tugas. Kendati sudah enam kali mengajukan, usulannya tersebut tak mendapat restu Kapolda Gorontalo.
Bosan dengan kondisi yang hanya menerima perintah, Norman mengaku akhirnya memutuskan kabur dari asrama Brimob Polda Gorontalo. Dia keluar daerah. Setelah lima hari, Norman memutuskan kembali ke Gorontalo setelah ketahuan kabur.
“Saya lantas minta ke orang tua saya untuk menghadap Kapolda. Bokap saya cuma ngomong baik-baik, ‘Pak gimana status anak saya? Dia cuma pengin tugas seperti biasa Pak’. Apa kata Kapolda? Waktu itu ya, ‘udah keluar aja’. Emosi dong, orang tua saya ngomong baik-baik, kok dijawab seperti,” ungkap Norman.
Dalam video itu Norman juga menepis persoalan ketidakhadirannya sebagai anggota Polri yang dituduhkan kepadanya dalam persidangan. Yakni mangkir selama 85 hari.
“85 hari tak masuk kantor. Siapa bilang? Terus saya hadir di Polda, saya di kantor, bahkan saya minta ikut ke Nantu, pra pelopor lima hari lima malam. Itu gimana.. gitu kan,?” kata Norman.
Pada sidang ketiga, Norman Kamaru memutuskan tidak hadir. Ia merasa akan disudutkan lagi. Sehingga dirinya memutuskan tak hadir.
Baca juga : Senang di Gorontalo, Ruth Sahanaya Nyanyi Hulondalo Lipuu
“Pada sidang ketiga Norman Kamaru diputuskan dipecat. Dipecat.. Oke, saya terima,” kata Norman yang tampak berkaca-kaca.
“Cukup sampai di situ saja. Setelah chaiya chaiya booming, apapun yang saya lakukan itu perintah. Nggak pernah ikut mau saya sendiri.”
“Jadi saya mohon bapak-bapak, bila ada masalah lagi seperti jangan dikait-kaitkan lagi dengan saya. Semua yang saya lakuin itu atas dasar perintah,” tandas Norman Kamaru.(adm-02/gopos)