GOPOS.ID, GORONTALO – Di malam pertama tradisi Tumbilotohe atau tepatnya malam 27 Ramadan ditahun ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi seperti saat ini, warga lebih mematuhi Penerapan Perbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Gorontalo.
Pantauan gopos.id sejak pukul 20:00 WITA terlihat arus kendaraan yang berada di beberapa ruas jalan sepi, beberapa toko pakaian, perlengkapan terlihat tutup. Bahkan tak sedikit rumah makan memilih untuk tutup.
Berbeda dengan tahun sebelumnya menjelang hari raya idul fitri kerap ditemui keramaian dimana-mana.
Namun, pada masa pandemi covid-19 ini kebanyakan warga memilih untuk berdiam diri di rumah.
Seperti yang diungkapkan Pepen (20) Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) saat ditemui gopos.id di Kelurahan Heledulaa, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Selasa, (19/5/2020)
Ia mengungkapkan langkah pemerintah memperpanjang PSBB dan menghimbau masyarakat untuk taat terhadap aturan adalah keputusan yg sudah tepat.
“Saya berdiam diri di rumah, karena saya ingin menunjukan kepada masyarakat apa yang dilakukan Gubernur Gorontalo beserta jajaran, itulah yang terbaik. Meskipun tidak semua masyarakat setuju, tapi saya yakin dan percaya pemerintah ingin melindungi rakyatnya,” Ujarnya
Sementara itu Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mengatakan penerapan lanjutan PSBB adalah cara yang sangat ampuh dan efektif dalam memukul mundur pergerakan penyebaran Covid-19.
“Hasil kajian epidemiologi memberikan informasi kepada bahwa sampai pada tanggal 17 Mei 2020, telah terjadi penurunan kasus covid-19 di provinsi Gorontalo. Namun disisi lain penurunan kasus ini belumlah dapat disimpulkan sebuah kondisi dimana Gorontalo benar-benar dinyatakan aman,” Ucap rusli di Aula Rumah Jabatan Gubernur. (ari/gopos)