HARI Jumat pagi, saya menerima telepon dari seorang sahabat, tak banyak yang ia sampaikan, selorohnya “Val, tolong sampaikan ke pak gubernur, jangan lupa istirahat”.
Tak lama kemudian, saya menerima tentatif Gubernur bahwa pukul 13.00 Wita beliau akan menuju ke Bandara Djalaludin dan setelah itu akan ke perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Utara untuk memastikan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 benar-benar maksimal.
Saya tersenyum, dan menelpon balik sahabat saya, “Doakan Pak Gubernur agar sehat selalu, siang ini saya akan mendampingi beliau sampai ke daerah perbatasan, Atinggola”.
Seorang pemimpin memang tak memiliki kemewahan apa-apa selain waktu yang bermanfaat, berbuat yang terbaik untuk rakyat dan terus menjaga daerah dari ancaman wabah virus corona.
Bahkan untuk bersama keluarga pun terkadang harus sedikit disampingkan, karena menyangkut nyawa rakyat, berulangkali Gubernur mengatakan “Saya berdiri paling depan untuk melindungi rakyat saya”.
Lebih dari satu juta jiwa rakyat Gorontalo yang harus diselamatkan, meskipun Covid-19 adalah tanggungjawab bersama, namun sebagai seorang pemimpin semua beban ini harus ditanggungnya.
Tak peduli dengan cemoohan haters yang kerap “membully” kebijakan yang diambil bersama Forkopimda, bahkan ada yang melakukan klaim dan memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi dan kelompok atas kebijakan yang diambil Gubernur Rusli Habibie.
Penutupan terbatas akses masuk dan keluar Gorontalo, kerja belajar dari rumah, menggeser anggaran 78 Milyar untuk Covid-19, penyediaan APD, meniadakan kegiatan yang melibatkan orang banyak adalah cara paling efektif untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Saya sadari, bahwa ancaman Covid-19 bisa datang menyerang siapa saja, kasus diluar negeri bisa dijadikan contoh, pejabat tinggi negara, olahragawan dan artis top dunia tak luput dari serangan Covid-19.
Ini masalah kemanusiaan, Covid-19 seharusnya jadi musuh bersama, pemerintah telah berupaya maksimal, dengan dukungan penuh dari masyarakat Gorontalo, saya yakin Gubernur Rusli Habibie mampu memimpin kita melewati semua ini.
Oleh : Novalliansyah Abdussamad