GOPOS.ID, GORONTALO – Kasus gigitan anjing di wilayah Provinsi Gorontalo masih cukup tinggi. Selang Januari hingga awal Desember 2019, jumlah gigitan anjing di Gorontalo tercatat sebanyak 739 kasus.
Data yang diperoleh gopos.id dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyebutkan, selama 2018 kasus gigitan anjing sebanyak 1.003 kasus. Dari jumlah tersebut, 10 di antaranya meninggal dunia. Rinciannya, 2 orang di Kabupaten Gorontalo; 3 orang di Kabupaten Boalemo; 4 orang di Kabupaten Pohuwato; serta 1 orang di Gorontalo Utara.
Selanjutnya pada 2019, selang Januari—Desember 2019 jumlah gigitan anjing sebanyak 739 kasus. Dari jumlah tersebut, 4 orang di antaranya meninggal. Terdiri 3 orang di Kabupaten Gorontalo, dan 1 orang di Kabupaten Pohuwato.
“Semoga jumlah ini tidak akan bertambah lagi dan kalau kita melaksanakan tata laksana dengan baik, rabies itu bisa dicegah,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Provinsi Gorontalo, dr. Irma Cahyani, Senin (9/12/2019).
Baca juga: Korban Gigitan Anjing Gila di Gorontalo Utara Bertambah
Lebih lanjut dr. Irma menjelaskan, tingginya kasus gigitan anjing ini harus menjadi perhatian bersama. Apabila sudah terjadi kasus tersebut, tidak ada lagi yang mengakui kepemilikan anjing tersebut.
“Makanya kita lakukan pencegahan karena itu jauh lebih muda. Kita harus mengvaksinasi anjing. Itu lebih efektif dibandingkan ketika sudah mengigit lalu kita kalang kabut mencari vaksin untuk manusia,” ujarnya
Ada tiga hewan yang bisa menularkan rabies yakni anjing, kucing dan monyet. Virus rabies berjalan melalui saraf sampai ke otak. Vaksin dan serum yang diberikan itu digunakan untuk memblokade perjalanan virus tadi dari luka agar tidak sampai di otak.
“Karena ketika sampai di otak itulah terjadi rabies. Jadi sekarang bukan kasus rabies. Tapi kasus gigitan hewan yang memiliki rabies,” terang dr.Irma.
Gejala rabies yang timbul akibat korban gigitan anjing meliputi: takut air; takut angin, serta takut cahaya. Biasanya gejala awal yang akan dialami korban adalah deman, tidak bisa makan dan minum
“Perjalanan rabies ini cukup lama bisa bertahun-tahun. Makanya kami semaksimal mungkin untuk memblokir perjalanan rabies itu dengan memberikan vaksin. Apabila sudah terjadi rabies, nyawa korban tidak akan bisa diselamatkan. Sejauh ini belum ada kasusnya korban yang tidak diberikan vaksin dan mengalami gejala tersebut itu selamat,” tutur dr. Irma
Menurut dr. Irma, pencegahan merupakan aspek penting dalam penanganan kasus gigitan anjing. Termasuk kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan hewan dan peliharaan. Salah satunya dengan memberikan vaksinasi.
“Selanjutnya bagaimana pengawasan orang tua kepada anak. Ini perlu kita seriusi juga, karena anak baru umur 1,4 tahun itu bisa digigit anjing,” ujar dr. Irma.(muhajir/gopos).