GOPOS.ID, GORONTALO – Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo resmi beroperasi. Hal itu ditandai peluncuran penggabungan dan perubahan bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Bisnis Gorontalo dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Mandiri menjadi Universitas Bina Mandiri Gorontalo, Kamis (7/11/2019).
Peluncuran UBM Gorontalo dilakukan Ketua Yayasan Bina Mandiri, Azis Rachman, bersama Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX Gorontalo, Dr.Isman Jusuf, Ketua STIKES Bina Mandiri, Titin Dunggio, serta Ketua STIM Bisnis, Imam Mashudi.
Turut hadir Ketua Senat Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof.Rauf Hatu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro, serta jajaran civitas akademika UBM Gorontalo.
Ketua APTISI Korwil IX Gorontalo, Isman Jusuf, mengapresiasi sekaligus menyambut gembira beroperasinya UBM Gorontalo. Sebab, kehadiran UBM Gorontalo akan memperluas askes masyarakat terhadap layanan perguruan tinggi.
“Kami menyambut gembira penggabungan STIM Bisnis dan STIKES Bina Mandiri menjadi Universitas Bina Mandiri. Dengan menjadi universitas tata kelolanya lebih luas dibandingkan sekolah tinggi,” ujar Isman Jusuf.
Lebih lanjut Isman Jusuf berharap, UBM Gorontalo bisa menampilkan keunggulan dan keunikan tersendiri. Hal itu bisa diwujudkan dengan membuka program studi (prodi) yang kekinian, dan sesuai kebutuhan di era saat ini.
“Dengan keunggulan dan keunikan yang dimiliki, maka akan terjadi persaingan yang sehat antar perguruan tinggi,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) itu.
Baca juga: Perguruan Tinggi Berperan Perbaiki Pendidikan Politik Masyarakat
Sementara itu Ketua Yayasan Bina Mandiri, Azis Rachman, menjelaskan penggabungan STIM Bisnis dan STIKES Bina Mandiri pada dasarnya telah dilaksanakan sejak 2018. Namun karena masih ada yang harus dilengkapi, maka pembentukan UBM baru terealisasi pada 18 Oktober 2019. Hal itu ditandai dengan dikeluarkannya Surat Menteri Ristek Dikti nomor 1033/KPT/I/2019.
“Pengabungan dan pembentukan UBM ini merupakan bagian dari rencana strategis kami dalam rangka pengembangan pengelolaan. Dengan menjadi univeristas maka tata kelola akan lebih luas. Termasuk pengembangan program studi,” ujar Azis Rachman.
Menurut Azis Rachman, pengabungan menjadi universitas, tidak akan mempengaruhi status akreditasi yang telah dimiliki oleh STIM Bisnis maupun STIKES Bina Mandiri. Dalam artian, status akreditasi kedua perguruan tinggi tersebut tetap melekat pada UBM sampai dengan masa berlakunya selesai. Ketentuan tersebut merujuk pada Peraturan Menristekdikti nomor 51 tahun 2018.
“Nanti setelah masa berlakunya selesai akan, maka pengurusannya yang baru sudah memakai nama UBM. Sehingga bagi mahasiswa STIKES maupun STIM yang akan diwisuda pada Desember ini, tak perlu khawatir. Status Akreditasinya tetap melekat,” tutur Azis Rachman.(hasan/gopos)