GOPOS.ID, GORONTALO – Setelah mengalami inflasi sebesar 1,68 persen pada Mei 2025, Gorontalo kembali mengalami inflasi pada Juni 2025. Beberapa komoditas yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat dan masuk dalam belanja rutin mengalami kenaikan harga dan memberikan andil terhadap inflasi. Di antaranya tomat, bawang merah, rica (cabe), rokok, dan krim wajah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan, Provinsi Gorontalo mengalami inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,37 persen pada Juni 2025. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau.
Pada Juni 2025, kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 1,11 persen dan memberikan andil sebesar 0,4 persen terhadap inflasi umum Juni 2025. Selain itu kelompok pengeluaran Pakaian dan Alas Kaki juga mengalami inflasi sebesar 0,3 persen pada Juni 2025. Demikian pula kelompok pengeluaran kesehatan (0,14 persen) dan transportasi (0,18 persen).
“Kalau kita lihat pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau inflasinya 1,11 persen. Di sisi lain ada beberapa kelompok pengeluaran mengalami deflasi, sehingga secara total inflasi pada Juni 2025 secara bulanan menjadi sebesar 0,38 persen,” ungkap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo.
Adapun komoditas penyumbang inflasi di Gorontalo pada Juni 2025 yakni Tomat (0,30 persen), Bawang Merah (0,28 persen), Beras (0,16 persen), Sigaret Kretek Mesin (SKM) (0,04 persen), Krim Wajah (0,02 persen). Selanjutnya Mobil, Kacang Panjang, Ketimun, dan Pasta Gigi masing-masing sebesar 0,02 persen.
“Selain itu ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi. Komoditas yang mengalami deflasi tertinggi adalah Ikan Selar (0,15 persen), kemudian Daging Ayam Ras (0,13 persen), Ikan Cakalang (0,08 persen), Kangkung, Cumi-cumi, dan popok bayi sekali pakai masing-masing sebesar 0,03 persen,” tutur Dwi Alwi Astuti.
Sementara secara tahunan (year on year/yoy), Gorontalo mengalami inflasi sebesar 0,80 persen. Kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi Gorontalo secara tahunan dengan persentase 0,88 persen dan memberikan andil sebesar 0,33 persen.
Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin Katili, mengungkapkan Pemprov Gorontalo terus melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka pengendalian inflasi. Terutama berkaitan dengan komoditas-komoditas yang menjadi penyumbang inflasi atau volatile food. Beberapa langkah strategi yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga terhadap komoditas di antaranya pelaksanan pasar murah.
“Kegiatan ini di samping menjaga daya beli masyarakat, juga bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan-bahan pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Wahyudin.
Ia menambahkan, Pemprov Gorontalo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) senantiasa konsisten dalam upaya menjaga dan mengendalikan inflasi di Gorontalo. Setiap pekannya, TPID Gorontalo melakukan pertemuan dalam rangka membahas sekaligus merumuskan langkah-langkah yang perlu dilakukan agar inflasi di Gorontalo tidak melonjak drastis.(hasan/gopos)