GOPOS.ID, GORONTALO – Kualitas dan keahlian mahasiswa Kampus Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo mampu bersaing di kancah internasional. Hal ini terlihat pada saat kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa Internasional (KKM-I) pada Agustus 2024 lalu di Malaysia.
Salah satu mahasiswa Prodi Farmasi, Fakultas Sains Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FSTIK), dipercaya menjadi Leader Project dalam pembuatan E-Book Nusantara di Center of Police Research (CPR), Universiti Sains Malaysia (USM) Kuala Lumpur.
Siti Nurul H. Adam, merupakan salah satu peserta magang internasional, Program KKM Internasional Kampus UBM Gorontalo. Kegiatan Magang Internasional ini dilaksanakan selama 30 hari di Kuala Lumpur dan Pulau Penang Malaysia.
Selama magang, Siti terlibat dalam berbagai riset strategis terkait bidang keamanan dan pencegahan hukum Nusantara. Ia dipercayakan menjadi pemimpin proyek pada minggu ketiga dalam pembuatan E-Book Nusantara, sebagai bagian dari sistem rotasi kepemimpinan di CPR adalah pengalaman luar biasa untuknya.
“Pengalaman dipercayakan menjadi project leader, merupakan kesempatan untuk belajar dan mengasah kemampuan untuk terlibat aktif dalam diskusi, menyatukan pendapat tim yang terdiri dari 6 orang, mengambil keputusan, dan menyusun laporan,” jelas Siti.
Dengan mengikuti KKM Internasional, dapat memperluas wawasan dan memperkaya perspektif di kancah internasional. Ditambah lagi dengan melaksanakan Pengabdian pada Masyarakat, merupakan kesempatan bagi kami yang ingin melakukan praktik mengajar di Malaysia. Kelompok belajar anak-anak ini setingkat Sekolah Dasar, untuk mengajar anak-anak dari pekerja migran Indonesia, dengan materi pembelajar baca, tulis dan berhitung.
Seleksi program ini cukup ketat, mencakup administrasi, wawancara, penilaian pengalaman organisasi dan kemampuan adaptasi. Siti mengaku bangga dari puluhan pendaftar ia bisa lolos program KKM Internasional dan membawa nama kampus ke kancah internasional. Selama di Malaysia, mahasiswa UBM Gorontalo juga bersama-sama dengan mahasiswa dari kampus lainnya, Universitas Mercu Buana Jakarta yang mengikuti kegiatan serupa.
“Dari sisi budaya dan disipilin, masyarakat Malaysia lebih baik. Disana tidak menggunakan plastik sebagai wadah dan pembungkus, sehingga sampah plastik hampir tidak dijumpai di Malaysia. Begitu juga soal disiplin waktu dan budaya antre. Hal ini masih kurang diperhatikan oleh kita, khususnya di Gorontalo,” terang Siti.
Ia berharap pengalaman ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa UBM Gorontalo, untuk terus mencoba hal baru yang positif dan mengembangka diri, serta berani untuk mengambil peluang atau kesempatan yang ada.
“Dengan mengikuti kegiatan KKM Internasional, kita mendapatkan pengalaman internasional yang sangat berharga. Membuka wawasan baru, meluaskan jejaring dan meningkatkan potensi diri sebagai bekal menghadapi persaingan dunia kerja yang makin kompetitif,” tutup Siti. (Putra/Gopos)