GOPOS.ID GORONTALO – Kehadiran calon Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo dan Moh. Kris Wartabone, nomor urut 2 memberi nuansa baru yang lebih positif pada Pilkada tahun ini.
Dari empat calon Gubernur dan Wakil Gubernur, hanya paslon Patriot Gorontalo Nelson Kris yang secara intensif memberikan ruang dan kehormatan bagi mahasiswa, generasi muda dan Gen-Z untuk berdialog, beradu gagasan, menggali dan menguji visi-misi Prof. Nelson dan Kris Wartabone.
Setelah beberapa kali melakukan dialog dengan elemen pemuda dan kaum millenial atau kaum Gen-Z melalui kegiatan “Tindis Nelson”, kali ini Prof Nelson mengajak elemen mahasiswa untuk berdialog dan membahas isu-isu aktual tentang Gorontalo saat ini dan ke depan, melalui kegiatan “Bedah Prof. Nelson.
Untuk yang pertama kalinya, kegiatan “Bedah Prof. Nelson” dilaksanakan di Anjungan Cafe Jalan Nani Wartabone Kota Gorontalo dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang terdiri dari perwakilan Perguruan Tinggi dan organisasi kemahasiswaan dari berbagai kampus di Gorontalo, Kamis (24/10).
Pada kegiatan ini mahasiswa diberikan kebebasan untuk berekspresi menyampaikan pendapat dan pikiran-pikiran konstruktif untuk membangun masa depan Gorontalo.
Demikian juga, mahasiswa diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk mengajukan berbagai pertanyaan guna menggali visi-misi dan program Pasangan calon Patriot Gorontalo Nelson Pomalingo dan Kris Wartabone yang tengah mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur tahun ini.
Menariknya berbagai pertanyaan dan isu yang disampaikan mahasiswa semuanya mampu dijawab secara lugas oleh Prof. Nelson Pomalingo.
Pada kesempatan itu juga, Prof. Nelson mengakui eksistensi mahasiswa sebagai garda terdepan dalam gerakan perubahan di Indonesia.
Prof. Nelson juga menyambut baik sikap kritis mahasiswa sebagai sebuah sikap yang positif dan patut diapresiasi karena mampu membangkitkan semangat dan komitmen para pengambil kebijakan untuk senantiasa berpihak pada kepentingan masyarakat dan daerah.
“Saya sangat mengapresiasi sikap kritis mahasiswa Goronyalo yang mampu berkontribusi dalam memberikan sumbangsih pemikiran bagi masa depan Gorontalo yang lebih baik” ujarnya.
Menurut Prof. Nelson sebagai calon pemimpin, siapapun tidak boleh alergi terhadap suara dan kritikan mahasiswa, apalagi kritikan itu disampaikan secara baik dan normatif.
Lebih jauh menurut Prof. Nelson, apa yang dikerjakan saat ini dan apa yang hendak dibangun serta menjadi program dan kebijakan hari ini, pihak yang paling merasakan dampaknya dalam jangka panjang adalah generasi muda termasuk elemen mahasiswa.
Oleh karena itu menurut Prof. Nelson, suara mahasiswa harus didengar, diapresiasi, ditampung dan dikaji sehingga menjadi rujukan bagi pengambilan kebijakan di masa-masa mendatang.
“Karena kita bekerja hari ini untuk masa depan mahasiswa dan untuk masa depan anak-anak muda, kaum millenial atau Gen-Z”jelasnya.
Untuk itu, Prof. Nelson pada kesempatan ini merasa bersyukur bisa berdialog, bertukar pikiran dan menerima kritik serta pemikiran-pemikiran konstruktif dari mahasiswa yang nantinya menjadi referensi penting dalam membangun masa depan Gorontalo yang lebih baik.
“Saya tidak anti kritik, saya terlahir dari kampus, 2 kali Rektor di 2 Perguruan Tinggi, saya memahami sikap krltis mahasiswa sebagai sebuah instrumen yang sangat penting dalam membangun daerah ini ke depan” tandasnya.
Sementara itu, dari berbagai penyampaian mahasiswa pada forum yang dipandu Jayusdi Rivai ini, mahasiswa merasa puas dan memberikan apresiasi pada Prof. Nelson sebagai satu-satunya calon Gubernur yang mau berdialog dan berani beradu gagasan dengan mahasiswa. Ini sebuah terobosan yang luar biasa. Nelon-Kris memang seng ada lawan. (Isno/rls/gopos)