GOPOS.ID, GORONTALO – Gorontalo kembali tampil gemilang dalam ajang nasional pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2024. Dua perwakilan Provinsi Gorontalo, Novaldi Moonti (21) dan Zaenab Fadila Ahaya (19), berhasil menyabet Runner Up II atau juara III pada Grand Final Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2024 yang berlangsung 7 September 2024 di Golden Ballroom The Sultan Hotel dan Residence Jakarta.
Novaldi Moonti dinobatkan sebagai Runner Up II Putra Tenun Songket Indonesia 2024. Demikian pula Zaenab Fadila Ahaya dinobatkan sebagai Runner Up II Putri Tenun Songket Indonesia 2024. Torehan prestasi Noval dan Fadila tentu saja membuat bangga Gorontalo. Dua putra putri Gorontalo ini berhasil tampil gemilang di tengah persaingan ketat para kontestan dari berbagai provinsi se-Indonesia.
Penampilan apik Novaldi dan Fadila pada Grand Final Putra Putri Songket Indonesia 2024 juga tak lepas dari kepiawaian Eno Makulase, owner MM Karawo, yang begitu telaten serta cermat mengembangkan potensi yang dimiliki Novaldi dan Zaenab. Terlebih Eno memiliki reputasi yang baik dalam mengembangkan talenta anak-akan muda dalam dunia seni budaya, khususnya dalam dunia modeling.
“Alhamdulillah ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi Provinsi Gorontalo. Kita mendapatkan penghargaan sebagai Runner Up II Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2024,” ungkap Eno Makulase, Owner MM Karawo Gorontalo.
Fadila dan Novaldi bergabung dengan MM Karawo lebih kurang sudah selama dua tahun. Dalam rentang waktu tersebut, Fadila dan Novaldi telah berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional. Novaldi, misalnya. Mahasiswa IAIN Gorontalo semester 5 ini pernah mewakili Provinsi Gorontalo pada ajang Mister Teen Indonesia 2023. Demikian pula Fadila. Alumni SMK Negeri 1 Kota Gorontalo ini pernah meraih Miss Grand Tourism 2024.
“Pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia ini menjadi wadah bagi generasi muda Gorontalo untuk memperkenalkan budaya khas daerah ini ke tingkat nasional bahkan dunia internasional. Selain itu menjadi pintu untuk melangkah maju di ajang dan kompetisi lainnya,” tutur Eno Makulase.
Penyelenggaraan Grand Final Putra Putri Tenun Songket Indonesia sudah berlangsung empat kali. Yakni pada 2019, 2022, 2023 dan 2024. Pada 2019, Provinsi Gorontalo mengikutsertakan perwakilannya, Rofiah Noor Amalia Katili. Selepas mengikuti Putra Putri Tenun Songket Indonesia, Lia (sapaan akrab Rofiah Noor Amalia Katili) mengikuti ajang pemilihan Putri Indonesia pada 2020.
Pada Grand Final Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2023, Provinsi Gorontalo kembali ambil bagian dengan mengutus perwakilannya Hindun Hulopi. Pada ajang tersebut, Hindun, yang juga merupakan model binaan MM Karawo Gorontalo, berhasil memenangkan kategori Putri Persahabatan.
Selanjutnya pada Grand Final Putra Putri Tenun Songket Indonesia, dua perwakilan Gorontalo Novaldi Moonti dan Zaenab Fadila Ahaya berhasil menyabet Runner Up II.
“Fadila juga berkeinginan untuk tampil pada Pemilihan Putri Indonesia 2025 perwakilan Provinsi Gorontalo,” ujar Eno Makulase.
Grand Final Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2024 dilaksanakan memeringati Hari Tenun Nasional yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo setiap tanggal 7 September. Ketua Umum KADIIFA (Komunitas Indonesia International Fashion Art & UKM) sekaligus Founder dan Ketua Umum Yayasan Putra Putri Tenun & Songket Indonesia, Prof. Dr. Hj. Anna Mariana SH., MH., MBA, menyebut, Hari tenun menjadi momen penting bagi pengembangan dan pelestarian warisan budaya Indonesia. Adapun tujuan penyelenggaraan pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket untuk terus bisa melahirkan putra putri yang memahami sejarah dan budaya bangsanya yaitu sastra Tenun Indonesia.
“Apabila kita tidak perkenalkan kepada generasi muda dari sekarang, mungkin lima tahun atau sepuluh tahun kedepan kita akan kehilangan jati diri bangsa yaitu ciri khas budaya bangsa yang selama ini menjadi busana adat kita dari sabang sampai merauke,” katanya.
Ketua Dewan Rempah Mulia Indonesia, Tjokor Ngurah Agung Kusumayudha, mengatakan melalui pemilihan Putra Putri Tenun Indonesia mendorong terciptanya wawasan kebangsaan dan wawasan kedaerahan di kalangan generasi muda. Dengan begitu mereka cara pandang dan pemahaman terhadap budaya lokal lebih mantap.
“Lebih paham di tengah serbuan budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu kita mendeklarasikan bahwa tenun songket adalah warisan budaya tak benda milik Indonesia seperti batik,” ujarnya.(hasan/gopos)