Tekad kuat menjadi tamu Allah meluluhkan keinginan dan hasrat duniawi. Meski kehidupan ekonomi pas-pasan, Yusuf Huju dan Kartin Maksum memantapkan diri menuju Baitullah. Rabu (31/7/2019), pasangan suami istri penjual sagela (ikan asap,red) dan ikan asin itu akan bertolak dari EHA Gorontalo menuju Makkah.
Muhajir Matulu, Kota Gorontalo
Jarum jam menunjukkan pukul 16.00 wita, ketika rombongan Jamaah Calon Haji (JCH) kloter 34 UPG baru saja usai menunaikan salat Ashar. Sebagian di antaranya terlihat santai. Ada yang memilih beristirahat di dalam kamar asrama haji. Ada pula yang duduk ataupun sekadar jalan-jalan mengitari lobi asrama haji Provinsi Gorontalo.
Sementara itu di depan sebuah kamar, duduk seorang JCH pria. Kerutan usia di wajahnya terlihat cukup jelas. Tak lama berselang, perempuan paruh baya datang menghampiri dan duduk di sampingnya. Keduanya pun mengumbar senyum kala menyambut kedatangan gopos.id.
“Insya Allah, semoga Allah tetap memberi kesehatan dan kekuatan,” ucap perempuan yang mengenakan jilbab hitam dengan mata berkaca-kaca.
Yusuf Huju dan Kartin Maksum. Keduanya adalah pasangan suami istri yang akan menunaikan ibadah haji. Warga Kabupaten Bone Bolango itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 34 UPG. Sesuai jadwal, rombongan JCH Gorontalo kloter 34 UPG akan bertolak ke Jedaah, Rabu (31/7/2019) pukul 13.00 wita.
Baca juga: Jamaah Haji Masih di Arab, Jatah Air Zamzam Sudah di Gorontalo
Langkah Yusuf Huju dan Kartin Maksum menuju baittullah dilalui penuh perjuangan. Apalagi kondisi ekonomi, pasangan lanjut usia tersebut terbilang pas-pasan. Kesehariannya, Yusuf dan Kartin, penjual sagela-ikan asin di pasar tradisional yang ada di Bone Bolango. Aktivitas berjualan sagela-ikan asin dilakukan Yusuf dan Kartin berpindah-pindah mengikuti hari pasar.
“Mengikuti hari pasar. Setelah di Pasar Suwawa, pindah lagi ke Pasar Sabtu. Kemudian ke Pasar Kamis di Kecamatan Tapa. Begitu terus setiap harinya,” ungkap Kartin.
Sejalan dengan aktivitas berjualan yang berpindah-pindah, pendapatan yang diperoleh Yusuf Haju dan Kartin juga tak menentu. Namun hal itu tak menyurutkan niat Yusuf dan Kartin untuk terus berusaha. Termasuk mewujudkan keinginan berhaji.
Berawal dari kebiasaan mendengar pelaksanaan manasik haji, hati Kartin pun tergerak. Perempuan berusia 60 tahun itu lantas mengutarakan niatnya ke sang suami. Bak gayung bersambut. Niat Karsum diiyakan Yusuf Huju, meski usia keduanya tak lagi muda. Yusuf saat ini tercata berusia 80 tahun.
“Saya terus berniat. Insya Allah kalau sudah dapat rezeki, saya dan suami mau naik haji,” ucap Kartin sembari menarik napas dalam-dalam dan tersenyum.
Baca juga: Alhamdulillah, Ada Layanan Kursi Roda Bagi Jamaah Haji Gorontalo
Perempuan berkulit sawo matang itu mengakui tak mudah mengumpulkan biaya untuk menunaikan ibadah haji. Beberapa anggota keluarga sempat menawarkan bantuan, untuk biaya naik haji. Namun hal itu ditolak oleh Kartin. Ia ingin menjadi ‘tamu Allah’ atas hasil jerih payahnya sendiri.
“Alhamdulillah saya bilang sama kakak, pokoknya saya pe suar (keringat) lelah bersama bapak, saya ingin berangkat haji,” ungkap Kartin.
Tekad kuat menunaikan ibadah haji membuat Kartin dan Yusuf menyisihkan pendapatan mereka untuk tabungan haji.
“Berapa pun yang didapat, sebagiannya saya simpan untuk tabungan haji,” ujar Kartin.
Lima tahun menabung, jumlah uang yang terkumpul telah memenuhi biaya ongkos naik haji (ONH). Pada 2016, keduanya mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji.
Tiga tahun menanti. Perasaan gembira dan haru campur aduk di dada Kartin kala dikabarkan keduanya akan berangkat haji pada tahun ini.
“Alhamdulillah, senang sekali. Keinginan saya dan bapak untuk berhaji dikabulkan Allah SWT,” ujar Kartin sembari menyeka bulir air mata yang membasahi kedua pipinya.
Baca juga: Cucu Pahlawan Gorontalo Lolos Akmil 2019
Kartin mengakui, di usianya bersama sang suami yang semakin senja tenaga yang dimilikinya semakin terbatas. Namun, Kartin optimistis dan berkeyakinan Allah akan senantiasa memberi kekuatan.
“Bapak memang sakit-sakitan. Tapi saya bilang sama bapak insya Allah kita akan segera dipanggil oleh Allah ke tanah suci. Berdoa saja Pak,” tutur Kartin yang tak henti-hentinya memanjatkan puji syukur ke Allah SWT.
Beberapa jam menjelang pemberangkatan, tak banyak permohonan dalam benak Yusuf dan Kartin. Keduanya hanya bermohon kepada Allah senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan untuk menjalankan ibadah haji.
“Insya Allah bisa menjadi haji mabrur. Itu saja,” tandas Kartin yang tampak begitu bahagia menanti jam pemberangkatan ke tanah suci.(***)